Rupiah Diprediksi Masih Melemah, Tergerus Penguatan Yen

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga

VIVA.co.id - Pergerakan nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), hari ini, Rabu, 6 April 2016 sepertinya sulit untuk kembali perkasa. 

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
 
Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan, laju rupiah menarik untuk dicermati karena mulai berbalik melemah. Namun, pelemahan yang terjadi kali ini dibarengi dengan masih melemahnya laju dolar Amerika Serikat.
Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS
 
"Support atau batas bawah rupiah berada di level Rp13.224 serta resistance atau batas atas di level Rp13.199," kata Reza kepada VIVA.co.id.
Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016
 
Selain pelemahan dolar AS, lanjutnya, begitupun dengan laju harga komoditas, terutama harga minyak mentah yang juga masih mengalami fluktuasi.
 
Pergerakan anomali ini pun terjadi setelah pelaku pasar lebih merespons positif kenaikan yen, Jepang yang masih terjadi hingga kini. Sehingga lebih memilih mentransaksikan Yen dibandingkan mata uang lainnya.
 
Padahal, sebelumnya pihaknya menyampaikan laju rupiah diperkirakan masih dapat melanjutkan kenaikannya seiring masih melemahnya laju dolar AS. Ekspektasi akan perbaikan dalam negeri dapat mempertahankan laju rupiah di zona hijaunya. 
 
"Rupiah gagal memenuhi harapan kami untuk dapat mengalami kenaikan lanjutan setelah terlibas pergerakan positif dari laju Yen," tuturnya.
 
Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank spot Dolar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), pada 5 April 2016, rupiah melemah ke level Rp13.217 per dolar AS, dari perdagangan hari sebelumnya yang dipatok Rp13.145 per dolar AS.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya