Bersaing di MEA, Koperasi Jadi Solusi Pengusaha Kecil

Pengusaha UKM ayam bakar sedang melayani pelanggannya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rimba Laut

VIVA.co.id - Mantan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Indonesia zaman Presiden Soeharto, Subiakto Tjakrawerdaya, menyebut saat ini yang masih belum siap menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), adalah para pelaku usaha mikro. Sementara itu, industri yang relatif besar dinilai sudah siap bersaing di era MEA ini.

Lazada Beri Jalur Globalkan Produk UKM Lokal
"Usaha mikro jumlahnya cukup besar. Paling besar kalau bicara MEA. Merekalah yang paling belum siap," ujar Subiakto, saat pemaparannya di acara diskusi bertajuk 'Strategi industrialisasi di Indonesia menghadapi MEA' oleh Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) bersama beberapa tokoh di Gedung Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis, 7 April 2016.
 
Indonesia Dukung Sentralisasi ASEAN
Menurut Subiakto, solusi atas kendala usaha mikro ini adalah dengan membentuk koperasi di antara mereka. Sebab yang paling menjadi kendala mereka tidak berkembang adalah pasar dan modal.
 
Industri Makanan Kemasan Jawara di ASEAN
"Kami pernah mencoba model pengembangan, salah satu solusinya mendorong mereka bekerja sama pada koperasi," dia mengusulkan.
 
Dia mencontohkan, seperti seorang peternak sapi yang hanya punya modal dua ekor sapi saja dan tidak punya modal untuk mengembangkan sapi lebih banyak. Nah, dengan koperasi para peternak sapi bergotong rotong untuk memberi makan dan obat-obatan.
 
"Sehingga kualitasnya bagus dan masuk pasar juga mudah, selain terintegrasi dengan koperasi," tuturnya.
 
Subiakto pun berkomentar, di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, memang sudah ada keputusan politik untuk itu. Sayangnya, dia rasa keputusan berbasis koperasi tersebut belum jalan.
 
"Keputusan politik ada tapi tidak jalan," tuturnya.
 
Dia menambahkan, dengan arsitektur ekonomi rakyat berbasis koperasi maka Indonesia bisa menguasai pangan Asia Pasifik.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya