Perkasa Mana, Rupiah atau Ringgit pada Dolar AS

Ilustrasi transaksi keuangan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Laju rupiah sejak periode Januari sampai dengan 7 April 2016, menunjukkan keperkasaannya terhadap dolar Amerika Serikat. Mata uang Garuda selama periode tersebut menguat di level 4,3 persen.

Hal ini diungkapkan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam rapat kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat di gedung parlemen, Jakarta, Senin 11 April 2016.
 
"Penguatan rupiah terhadap dolar AS, lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain," ujar Bambang.
 
Secara rata-rata, nilai tukar rupiah sejak Januari sampai dengan Maret 2016, berada di kisaran Rp13.527 per dolar AS, atau di bawah asumsi makro ekonomi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 sebesar Rp13.900 per dolar AS.
 
Bambang menyebutkan, negara-negara yang masih tertekan dari dolar AS di antaranya adalah Tiongkok, Korea Selatan, Turki, Vietnam, sampai dengan Thailand. Meski begitu, ada beberapa negara lain yang justru terapresiasi lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
Kurang Gesit, Rupiah Masih Sulit Menguat
 
“Misalnya, Yen (Jepang) terapresiasi sebesar 10 persen, Ringgit (Malaysia) 8,8 persen, dan Rubel (Rusia) sebesar enam persen,” ucap Bambang. (asp)
Menkeu Rombak Asumsi Nilai Tukar Rupiah di APBN-P 2016
Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016