OJK Permudah Akses Pembiayaan Pariwisata

Mantan Ketua Dewan Komisioner OJK 2012-2017, Muliaman D Hadad.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis industri pariwisata tanah air dapat dikembangkan melalui peningkatan peran lembaga jasa keuangan.

Satgas Waspada Investasi OJK: Binary Option Diblokir, Muncul Lagi

Kementerian Pariwisata dan OJK pun menandatangani kesepakatan kerja sama, guna meningkatkan peran lembaga jasa keuangan dalam mengembangkan destinasi dan industri pariwisata di Indonesia. Kerja sama ini menjadi bagian dari target kunjungan 20 juta wisatawan asing pada 2019 mendatang.

Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad mengakui, saat ini belum banyak tersedia kemudahan akses pembiayaan dari lembaga keuangan ke industri pariwisata, khususnya pada sektor usaha kecil dan menengah pariwisata.

Marak Investasi Ilegal, Ganjar Minta OJK Beri Edukasi Masyarakat

"Kita harus serius betul menanganinya, kemudian kita harus bangun infrastruktur pendukungnya, agar keinginan tahun 2019 itu bisa jadi. Saya optimis, apalagi desain sudah disiapkan sehingga untuk menjadikan peran pariwisata lebih besar. Menurut saya, bisa punya dampak ekonomi yang besar," kata dia di Jakarta, Selasa 19 April 2016.

Pihaknya sebagai lembaga jasa keuangan akan memperbesar pembiayaan sektor pariwisata dalam rangka mendukung program pemerintah, khususnya dalam pembangunan 10 destinasi wisata baru diantaranya, Danau Toba, Belitung, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Candi Borobudur, Gunung Bromo, Mandalika Lombok, Pulau Komodo, Taman Nasional Wakatobi, dan Morotai.

OJK-SWI ke Indra Kenz dan Doni Salmanan Cs: Jangan Jebak Masyarakat

"Kita harapkan, nantinya selain mudah juga bisa murah pembiayaan. Mulai dari rumah, atau sampai resort yang besar kita akan melakukan pendekatan," ucapnya.

Muliaman mengungkapkan lebih jauh, OJK akan mengupayakan regulasi dan insentif bagi lembaga-lembaga yang selama ini memiliki dana besar, dan secara jangka panjang bisa mendanai proyek-proyek pengembangan pariwisata. Selain itu, dibuka juga akses pembiayaan dari pasar modal dan pasar keuangan.

"Kita akan coba lewat Indonesia Investment Club, di mana ada banyak perusahaan yang punya dana jangka panjang. Selain itu, bisa dicari sumber pendanaan alternatif, bisa pasar modal, obligasi, asuransi, reksa dana untuk opsi-opsi yang memungkikan. Jadi, semakin terbuka aksesnya, juga murah," tuturnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya