Wakil Ketua MPR Hadiri Prosesi Adat Dayak Naik Dango ke-31

Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang
Sumber :

VIVA.co.id – Wakil Ketua MPR Oesman Sapta didampingi Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH, dan Bupati Mempawah Drs. H. Ria Norsan, menghadiri prosesi Adat Dayak Naik Dango ke-31, di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat.

Oesman Sapta Odang

Acara tersebut berlangsung di Rumah Adat Dayak Kabupaten Mempawah, dusun  Pak ona Desa Pak Laheng  Kecamatan Toho Kabupaten Mempawah, Rabu 27 April 2016.  

Acara Naik Dango ke-31, ini juga dihadiri ribuan warga masyarakat kabupaten Mempawah dan sekitarnya. Naik Dango merupakan prosesi ungkapan syukur atas hasil panen yang diperoleh.

Konflik Air di Bumiaji Sebaiknya Diselesaikan Secara Hukum

http://media.viva.co.id/thumbs2/2016/04/27/572074861e218-wakil-ketua-mpr-ri-oesman-sapta-odang_663_382.jpg

Naik Dango ke-31, tahun 2016 berlangsung meriah. Meski sepanjang jalannya  acara matahari bersinar dengan teriknya.  Ratusan penari pria dan wanita, mengenakan pakaian adat dayak, menari penuh semangat. Sesekali mereka berteriak melengking, yang diikuti penari lainnya secara bersamaan.

Ketua MPR: Rakyat Perlu Pendidikan Demokrasi

Naik Dango  merupakan upacara adat yang dilaksanakan oleh suku Dayak Kanayatn. Upacara adat ini dilaksanakan sejak masyarakat dayak mengenal bercocok tanam padi. Naik Dango diselenggarakan setiap tahun setelah masa panen padi selesai.

Upacara adat ini dilaksanakan sebagai bentuk syukur kepada Jubata (Sang Pencipta), yang memberikan anugerah pada kegiatan pertanian. Naik Dango diselenggarakan dengan maksud hasil panen ditahun berikutnya bisa berlimpah.

Naik Dango sendiri biasa dilaksanakan dibeberapa kabupaten di Kalimantan Barat. Yaitu Kabupaten Mempawah, kabupaten Landak dan kabupaten Kubu Raya.

Tahun ini Naik Dango di Mempawah dimulai dengan kegiatan mengantar padi yang masih bertangkai ke lumbung atau dango. Rangkaian ini dinamakan ngantat tangkeatn padi ka'dango padi. Kemudian dilanjutkan ritual inti, berupa nyangahatn atau memanjatkan doa kepada Jubata (Tuhan Yang Maha Esa).

http://media.viva.co.id/thumbs2/2016/04/27/572075101e739-wakil-ketua-mpr-ri-oesman-sapta-odang_663_382.jpg

Setelah itu prosesi diteruskan dengan penghantaran hasil panen dan persembahan lainnya ke dalam tempat bernama panompo. Sebuah tempat yang menyerupai rumah, perahu atau bentuk lain. Setiap panompo dierima timanggong, prosesi ini dinamakan ngantat panompo.

Orang Dayak Cinta Damai
Oesman Sapta hadir mengenakan kemeja batik warna ungu dipadukan dengan celana dan topi laken hitam. Kehadiran Oso beserta rombongan disambut dengan prosesi adat dayak membuka palang bambu yang melintang di tengah jalan menuju acara.

Dalam sambutannya, Oso mengapresiasi pelaksanaan Naik Dango ke-31. Acara tersebut sangat baik, untuk menjalin silaturrahmi diantara warga dayak yang sudah tersebar diberbagai daerah di Indonesia.

Selain itu, Oso juga mengatakan kalau dirinya  adalah warga dayak. Jadi berbagai adat dan tarian dayak sudah tidak asing. Menurut Oso orang dayak suka damai dan tidak sombong. Karena itu jangan sekali-kali membuat masalah dengan warga dayak.   (webtorial)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya