Wapres Akui Ada Mafia Beras

Bongkar muat beras di gudang Bulog
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku adanya oknum tertentu yang sengaja mempermainkan harga beras. Namun, hal itu perlu dipahami terlebih dahulu lantaran persoalan tersebut timbul dari tingkat produksi dan logistik.

Bareskrim Polri Bidik Tersangka Kasus Beras Oplosan

"Ada yang main harga pasti, tapi tidak sejahat yang kita dengar. Masalah timbul dari tingkat produksi dan logistik itu harus dipahami sebelum kita salahkan orang lain," kata JK saat ditemui di gedung Bulog Jakarta, Selasa, 10 Mei 2016.

Menurut Wapres, permainan beras bukan berasal dari para pedagang. Sebab, beras tidak dapat ditimbun atau disimpan dalam jangka waktu yang lama. Jika terlalu lama atau ditimbun, maka akan memengaruhi kualitas beras tersebut.

Bareskrim Tangkap Pengoplos Beras Subsidi

"Jadi jangan berpikir pedagang itu mafia karena beras tidak bisa disimpan lebih dari setahun dan tidak ada yang punya gudang besar untuk itu seperti Bulog," tuturnya.

Dengan demikian, kata JK, dibutuhkan suatu sistem informasi yang baik di Bulog baik dari tingkat produksi maupun tingkat logistik. Dengan begitu, dapat pengawasan pendistribusian beras dapat diawasi untuk menghindari adanya permainan yang mengakibatkan harga beras tinggi.

Irman Gusman: Saya Cuma Inisiatif

"Tentu dibutuhkan suatu sistim informasi yang baik di Bulog saya pikir itu sudah baik. Lebih mudah sistim logistik, kepulauan di Sulawesi kelebihan di Kalimantan kekurangan," tuturnya.

Di samping itu, kata JK, Bulog perlu menyediakan tempat penyimpanan beras yang dapat menyimpan pasokan beras tahan lama. Hal itu dibutuhkan untuk dapat mengendalikan pasokan beras.

"Dibutuhkan penyimpanan yang baik agar busa menyimpan dua sampai tiga tahun seperti China dan Thailand, Kalau Bulog kesulitan bukan hanya beras, tapi hal lain Bulog tidak punya cold storage untuk menyimpan daging.”

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya