Kadin Minta Masalah Reklamasi Jangan Dipolitisasi

Kementerian KLH sidak ke pulau reklamasi C dan D di kawasan Jakarta Utara.
Sumber :
  • Danar Dono

VIVA.co.id – Ketua Komite Tetap Hubungan dengan Lembaga Swasta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Ikang Fawzi mengatakan, setiap kegiatan reklamasi pasti memiliki sisi positif dan negatif. Namun, penyelesaian masalah reklamasi hendaknya tidak dipolitisasi.

Soal Reklamasi, Pemprov DKI Digugat ke Pengadilan

“Kegiatan reklamasi itu pasti memiliki dampak negatif, namun dampak positifnya bisa jadi lebih besar. Asal, dikerjakan dengan baik dan memenuhi kaidah hukum dan aturan yang berlaku,” kata Ikang, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa 24 Mei 2016.

Menurut dia, jika terdapat permasalahan, atau ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan reklamasi, seharusnnya diselesaikan secara profesional dan sesuai porsinya. Dia membandingkan hal yang terjadi di Indonesia, khususnya reklamasi pantai Utara Jakarta, yang ramai diperbincangkan belakangan ini, masalah reklamasi menjadi berlarut-larut karena dipolitisasi.

HGB Pulau D Terbit, DPR: Tata Ruang DKI Didikte Pengembang

“Semua orang bicara soal reklamasi, akhirnya malah keluar dari konteksnya dan membuat masalah semakin rumit dan berlarut-larut,” ujarnya.

Padahal, kata Ikang, reklamasi merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan dana tidak sedikit dan waktu tidak sedikit. Di dalamnya melibatkan banyak pihak yang dikerjakan oleh orang-orang profesional.

DKI Kelola 45 Persen Lahan di Pulau C dan D

Reklamasi, menurut dia, menjadi sebuah kebutuhan untuk pengembangan wilayah, menciptakan kota baru dengan nilai opportunity yang lebih besar. Di dalamnya, bisa dibangun tidak hanya properti, tetapi juga pelabuhan dan sarana lainnya. Jika Indonesia tidak melakukannya sekarang, kata Ikang akan tertinggal dari negara lain.

“Saya menduga banyak kepentingan di sini, yang mungkin tidak ingin Indonesia menjadi negara yang maju. Seharusnya bangsa Indonesia sadar, bahwa kita menjadi benchmark bagi negara lain,” paparnya.

Ikang Fawzi yang juga merupakan pengusaha properti dan musisi ini, belum lama ini mengunjungi dua kota fenomenal baru hasil reklamasi di Qatar, Pearl dan Lusial City, guna melihat potensi kerja sama di bidang properti dan infrastruktur. Lusail City merupakan kawasan kota reklamasi yang fenomenal untuk menopang Kota Doha, yang menjadi ajang sirkuit balap MotoGP.

Qatar bahkan tengah melakukan pembangunan besar-besar dengan alokasi anggaran sekitar US$200 miliar untuk berbagai sarana infrastruktur, stadion, dan jaringan kereta api, guna mensukseskan kejuaraan Sepakbola Piala Dunia 2022.

“Kotanya luar biasa megah dan modern dengan segala arsitektur terkini, padahal 10 tahun lalu belum apa-apa. Ini merupakan satu contoh keberhasilan reklamasi,” kata Ikang.

Felicita Santoso

Pembeli Kavling Pulau Reklamasi Dipanggil Polisi, Ada Apa?

"Saya masih pada tahap bingung."

img_title
VIVA.co.id
17 Januari 2018