Terungkap, Awal Mula Munculnya Air di Bulan

Citra permukaan bulan
Sumber :
  • news24.com

VIVA.co.id – Studi tim peneliti dari Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis mengungkapkan bahwa air di Bulan pada masa lalu, bersumber dari pada empat miliar tahun lalu.

Bumi Ternyata Punya Bulan Lain, tapi Susah Dideteksi

Dalam studi yang dipublikasikan di Nature Communications, Selasa kemarin, peneliti meyakini terbentuk dari kepingan yang dihasilkan dari tabrakan antara planet seukuran Mars dan Bumi pada 4,5 miliar tahun lalu.

Dikutip dari Xinhua, Rabu 1 Juni 2016, dampak dari tumbukan itu, lautan magma menjadi hadir di Bulan, sedangkan air juga hadir di bagian dalam satelit Bumi tersebut.

Gara-gara Ini, Satu Hari Bakal Jadi 25 Jam

Untuk sampai pada kesimpulan tersebut, tim peneliti tersebut sebelumnya menganalisa komposisi isotopik dari sampel Bulan dan mengombinasikannya dengan model numerik. Analisa itu juga mempertimbangkan rangkaian studi sebelumnya.

Dari analisa tersebut, tim peneliti itu menemukan air telah ada di bagian dalam Bulan selama periode 10 sampai 200 juta tahun, saat lautan magma Bulan telah muncul di satelit Bumi tersebut.

Peta Air Pertama di Bulan, India Berkontribusi

Peneliti mengatakan, asteroid yang kaya air, dikenal dengan kondrit karbon, diyakini yang bertanggung jawab atas kehadiran sebagian besar air di bagian dalam Bulan. Kondrit merupakan batuan meteorit yang mengandung butiran mineral kecil. Salah satu penulis dalam studi itu, Jessica Barnes dari Open University, Inggris, mengatakan komet hanya mengirimkan sejumlah kecil pada air Bulan. Diperkirakan komet berkontribusi kurang dari 20 persen dari total air di Bulan.

Peneliti mengatakan, dalam beberapa ratus juta tahun masa masa awal sejarah Tata Surya bagian dalam, komet sudah bukan menjadi kontributor utama yang bertanggung jawab atas kehadiran air di Bulan.

Studi itu menjelaskan tabrakan antara komet dan asteroid dengan lautan magma di Bulan, juga berkontribusi untuk mempertahankan air di Bulan. Sebab, menurut catatan peneliti, tabrakan itu menghasilkan sebuah penutup termal di permukaan lautan magma, yang mana itu mencegah menguapnya air dan memungkinkan tetap tersimpan di bagian dalam Bulan.

Selain tabrakan asteroid dan komet, studi itu juga mengatakan ada kemungkinan beberapa air di Bulan dihasilkan dari Bumi awal selama pembentukan Bulan.

Namun, peneliti dalam studi itu mengaku sampai saat ini mereka belum bisa menentukan waktu dan sifat dari pengiriman air ke Bulan, Peneliti juga belum mengetahui secara jelas bagaimana kaitan sumber asteroid dan komet. (asp)

Permukaan Bulan.

Jumlah Air di Bulan di Luar Perkiraan

Para peneliti menemukan lebih banyak air di permukaan Bulan sejak 2009, dan terus berlanjut hingga sekarang.

img_title
VIVA.co.id
27 Oktober 2020