Kisah Jocelyn, dari Miskin hingga Sukses Bisnis Makanan

Jocelyn Chng
Sumber :
  • BBC News

VIVA.co.id – Masa kecil Jocelyn Chng sangat memprihatinkan. Dia menggambarkan dirinya sebagai orang yang sangat miskin pada tahun 1970-an. 

Mengintip Manfaat UU Cipta Kerja Dalam Mendukung Entrepreneurship

Dilansir BBC, Senin, 13 Juni 2016, orangtuanya terpaksa kehilangan pekerjaan karena perusahaan makanan tempat mereka bekerja bangkrut.

Tak hilang akal, untuk menyambung hidup, mereka pun menyiasati dengan membuat saus dan menjualnya ke pedagang makanan di pinggir jalan. Untuk bahan baku, mereka menanam cabai dan tomat di belakang rumah.

Sandiaga Uno: Jangan Takut dengan Risiko, Saya Juga dulu 'Zonk'

Dengan keuangan yang sangat mepet, orangtua Jocelyn mendedikasikan seluruh waktunya untuk berjualan, Jocelyn dan adik-adiknya pun terabaikan dan tak terawat. Setiap hari orangtuanya harus berjibaku  mencari uang.

Karena keadaan itu, Jocelyn dan adik-adiknya kemudian dikirim ke rumah sang nenek di sebuah desa kecil. Tak ada yang menyangka, kini Jocelyn adalah bos dari salah satu perusahaan makanan terbesar di Singapura.

Mimpi Ciputra Bantu Orang Terpinggirkan Jadi Wirausahawan

Saat berusia 11 tahun, Jocelyn diambil kembali ke rumah orangtuanya untuk melanjutkan sekolah. Saat itu, ayahnya memberanikan diri mendirikan Sin Hwa Dee, perusahaan rumahan yang memproduksi saus.

Sembari sekolah, Jocelyn ikut memasarkan produk ayahnya. Dia menjualnya ke toko-toko di Singapura.

Keinginannya untuk membantu bisnis sang ayah, Jocelyn pun mengambil jurusan ekonomi di National University of Singapore.

Di tahun kedua saat dia kuliah, ayahnya meninggal dunia karena telah lama sakit. Sebagai anak tertua dari enam bersaudara, Jocelyn pun mengambil alih kepemimpinan Sin Hwa Dee.

Jocelyn berhasil menstabilkan kondisi keuangan perusahaan, dan memperluas bisnis seperti katering acara, makanan siap saji, dan mesin penjual makanan hangat.

Saat ini pun, bisnisnya semakin ekspansif dengan mengembangkan sayapnya ke China. 

Jocelyn menjelaskan, kemajuan dan perkembangan bisnisnya sangat terbantu dengan  adik-adiknya yang bergabung dengan perusahaan.

"Kami sangat fokus dengan merek dagang, kemasan, dan produk, penelitian dan pengembangan, pemasaran, pertumbuhan ekspor, dan target pasar selanjutnya," kata dia.

"Saya dan adik-adik saya saat itu masih sangat muda, tetapi kami punya kemauan kuat untuk mengembangkan bisnis. Kadang kami merugi, tetapi kami belajar, tidak pernah menganggap itu kegagalan. Kami selalu ingin tahu apa penyebabnya, dan bagaimana kami bisa melakukannya dengan lebih baik," ungkapnya.

Perkembangan bisnisnya makin besar saat Jocelyn menikah dengan Richard Wong pada 1993. Sin Hwa Dee kemudian meluncurkan anak usaha, JR Foods, yang menyuplai makanan untuk sejumlah hotel, restoran, bisnis lainnya.

"Suami saya memiliki visi. Dia tahu betul berapa biaya untuk restoran dan hotel semakin tinggi. Jadi, dia mulai melihat peluang untuk menyediakan makanan ke hotel, katering, rantai makanan cepat saji, dan katering maskapai penerbangan," tuturnya.

Namun setelah tiga tahun menjalankan usaha dengan Jocelyn, Richard terdiagnosa menderita kanker. Dua pekan setelah didiagnosa, Richard meninggal dunia.

"Itu benar-benar waktu yang sangat sulit bagi saya. Richard adalah setengah kehidupan dewasa saya. Jadi, saya harus belajar menjadi seorang ibu dan ayah untuk tiga anak laki-laki saya. Dan saya juga harus menjalankan bisnis," kenangnya.

Jocelyn pun tetap meneruskan visi Richard, yakni melayani makanan panas dari mesin.

"Mesin-mesin itu kini ada di berbagai rumah sakit besar, sekolah, universitas, beberapa pusat perbelanjaan, hotel, dan kamp-kamp militer," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya