Persepsi Masyarakat, Keselamatannya Bus AKAP Tak Terjamin

Polisi lakukan pemeriksaan kelaikan bus mudik.
Sumber :
  • VIVAnews/Zahrul Darmawan (Depok)

VIVA.co.id – Ketua Umum DPP Organisasi Angkutan Darat, Adrianto Djokosoetono menyatakan bahwa 80 persen bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang nantinya akan digunakan untuk angkutan Lebaran 2016, harus menjalani berbagai perbaikan, dari yang sifatnya ringan hingga berat. Hanya sekitar 20 persen bus AKAP yang laik jalan.

Terdampak Larangan Mudik, Awak Angkutan Umum Minta BLT

"Kita akui, kita masih belum optimal dalam pengawasan terhadap kelaikan bus untuk angkutan Lebaran 2016," katanya di Yogyakarta, Jumat 17 Juni 2016.

Bos Blue Bird ini juga mengaku pemudik yang menggunakan jasa bus AKAP diperkirakan akan turun pada tahun ini. Hal itu, juga terjadi pada 2015 yang lalu.

Kecewa Mudik Dilarang, Organda: Kenapa Kami Tak Diajak Bicara

Penurunan penumpang ini, karena adanya persepsi kurang amannya mudik menggunakan bus AKAP. Sehingga, pemudik cenderung memilih moda lain, atau pun justru menggunakan mobil pribadi.

"Masih banyak penumpang yang berpersepsi naik bus AKAP, keselamatannya kurang terjamin," jelasnya.

Muncul Wacana Angkot Listrik untuk Jakarta

Padahal, kata Adrianto, data dari Kepolisian, angka kecelakaan saat mudik Lebaran justru terjadi pada kendaraan pribadi, atau sepeda motor.

"Ini momentum bagi kami untuk melakukan perbaikan, sehingga jaminan keselamatan penumpang dapat diutamakan," tuturnya. (asp)

Terminal Induk Jati di Kudus, Jawa Tengah, sepi selama masa pandemi COVID-19 dan penerapan PPKM.

Organda Kudus: Sudah Ada Pengusaha Transportasi yang Gulung Tikar

Organda Kabupaten Kudus berharap perhatian pemerintah untuk pengusaha transportasi yang terdampak pandemi COVID-19 dan PPKM.

img_title
VIVA.co.id
29 Juli 2021