Pelaku Pasar Saham di Asia Menanti Hasil Referendum Inggris

suasana di lantai bursa
Sumber :
  • REUTERS/Yves Herman

VIVA.co.id – Pasar saham Asia dibuka bervariasi pada pembukaan perdagangan Kamis, menyusul kerugian yang terjadi di bursa Wall Street AS karena investor masih menunggu menjelang referendum Inggris apakah akan meninggalkan Uni Eropa (UE) atau tetap menjadi anggota. 

Rusuh di Gedung Kongres AS, Bursa Wall Street Malah Cetak Rekor Baru

Dilansir dari CNBC, Kamis 23 Juni 2016, indeks saham Australia ASX 200 naik 0,07 persen, dengan subindex komoditas naik 1,05 persen. Saham di sektor pertambangan naik satu persen, dengan saham Rio Tinto naik 1,35 persen dan Fortescue naik 4,91 persen.

Dari Jepang, indeks saham Nikkei 225 naik 0,24 persen, sedangkan di Selat Korea, Kospi turun 0,39 persen. Pasar saham di China Daratan dibuka lebih rendah, dengan komposit Shanghai merosot 0,26 persen. Di Hong Kong, indeks Hang Seng turun tipis 0,11 persen.

IHSG Dibuka Melemah, Terseret Keoknya Wall Street dan Bursa di Kawasan

Di Amerika Serikat, Dow Jones Industrial Average ditutup turun 48,90 poin, atau 0,27 persen menjadi 17.780,83. Indeks S & P 500 turun 3,45 poin, atau 0,17 persen ke level  2.085,45, sementara indeks komposit Nasdaq turun 10,44 poin, atau 0,22 persen menjadi 4.833,32.

"Pasar bergerak terhadap referendum Inggris," kata Angus Nicholson, Analis pasar  IG Spreadbettor.

Bursa Wall Street Bergejolak Dapat Kabar Trump Positif COVID-19

Inggris menuju ke tempat pemungutan suara pada 23 Juni untuk memberikan suara yang akan menentukan apakah Inggris harus tetap atau meninggalkan 28-anggota Uni Eropa blok perdagangan.

Harga minyak turun setelah data menunjukkan penarikan dalam persediaan minyak mentah AS lebih rendah dari apa yang diharapkan pasar. Harga minyak patokan dunia, Brent turun 1,5 persen menjadi US$49,88 per barel, sementara minyak mentah berjangka AS turun 1,4 persen menjadi US$49,13.

(ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya