- Independent
VIVA.co.id – Pada 71 tahun silam, Amerika Serikat melakukan tes pertama bom atom di lokasi situs Bom Trinity di Alamogordo, Los Alamos, New Mexico. Senjata baru yang menakutkan ini menjadi titik fokus dalam Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Menurut situs History, perkembangan bom atom resmi milik AS dimulai dengan pembentukan Proyek Manhattan pada Agustus 1942.
Proyek tersebut dilakukan bersama antara ilmuwan dari Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada, untuk mempelajari pembuatan bom atom yang layak yang memiliki kekuatan menghancurkan maha dahsyat.
Proyek ini dilanjutkan tanpa adanya unsur urgensi mengingat pemerintahan AS telah diperingatkan bahwa Nazi Jerman sudah memulai lebih dahulu progam pengembangan senjata atom.
Awal Juli 1945, senjata prototype sudah siap untuk jalani pengujian. Meskipun Jerman telah menyerah satu bulan sebelumnya, namun perang melawan Jepang masih berkecamuk.
Pada 16 Juli, bom atom pertama diledakkan di gurun dekat fasilitas penelitian Los Alamos.
Direktur Proyek Manhattan, Dr. J. Robert Oppenheimer, menyaksikan "kengerian" akibat dampak dari peledakan tersebut. "Awan cendawan membumbung tinggi di langit New Mexico. Saya telah menyaksikan 'kematian'", kata Oppenheimer.
Presiden AS Harry S Truman menyampaikan berita kesuksesan tes bom atom ini kala bertemu Pemimpin Soviet Joseph Stalin di Potsdam,Jerman, untuk membahas kondisi dunia pasca Perang Dunia II.
Penggunaan bom atom ini lalu dipakai untuk mengalahkan Jepang dengan membom kota Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945.
(ren)
Membandingkan Kehidupan di Uni Soviet dan Rusia Pada Masa Perang
Setelah invasi pasukan Rusia ke Ukraina, kehidupan warga Rusia mulai berubah cepat. Perbatasan ditutup, nilai rubel terus turun dan harga barang-barang mulai naik.
