Pemahaman Salah Orangtua tentang PAUD

Ilustrasi anak menulis
Sumber :
  • pixabay/picjumbo

VIVA.co.id – Seringkali, alasan orangtua membawa buah hatinya masuk PAUD dengan tujuan mempersiapkan anaknya masuk sekolah dasar. Padahal, anggapan tersebut tidak tepat.Tujuan PAUD sesungguhnya adalah meningkatkan potensi dan kemampuan anak.

Manfaat Lebih Belajar Digital untuk Anak

Hal yang sama juga diungkapkan Dr. Gutama, Konsultan ACDP Indonesia untuk Studi Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu PAUD.  Menurutnya, PAUD yang baik adalah PAUD yang bisa meningkatkan potensi anak secara holistik.

"Tujuan PAUD adalah mengangkat kemudian membina, dan melejitkan potensi anak seluruhnya, fisik dan mentalnya," tegas Gutama dalam acara Kopi Darat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu, 20 Juli.

Kapan Usia Terbaik Anak Ikut PAUD?

Gutama menambahkan, bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda dan kecerdasan itu tidak sebatas pada kemampuan kognitif atau akademis saja.

Namun pada kenyataannya masih banyak PAUD yang hanya menekankan pada kemampuan baca, tulis, dan menghitung (calistung) dan tujuan utamanya hanya untuk mempersiapkan anak masuk ke sekolah dasar.

Profesor Asal Australia Kepincut Metode Belajar di RI

Pada kesempatan yang sama, Gutama juga menjelaskan perbedaan antara PAUD dan Sekolah Dasar. Menurutnya, pendidikan dan pengajaran adalah dua hal yang berbeda.

"Dahulu kenapa ada kementerian pendidikan dan pengajaran karena pendidikan dan pengajaran adalah dua hal berbeda," ujar Gutama.

Konsep pendidikan adalah adalah wibawa karenanya guru harus memiliki dan kasih sayang yang tulus ikhlas untuk anak didiknya. Peran guru inilah yang menjadi tiang utama dalam pendidikan yang tidak bisa digantikan. Sedangkan pengajaran bisa digantikan menggunakan teknologi, mesin, dan sebagainya.

Itulah kenapa Ki Hajar Dewantara menamakan tempat belajar sebagai taman bukan sekolah. Karena, konsep taman siswa yang didirikannya adalah menekankan pada pendidikan.

"Yang penting bukan materi tapi menginspirasi sehingga menghasilkan anak didik yang sehat, cerdas, berhati mulia. Jangan menekankan calistung atau kemampuan skolastik saja. Termasuk kemampuan dalam membina hubungan dan kemandirian," imbuh Gutama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya