BPS: Premium Bakal Turun Sendirian

VIVAnews - Badan Pusat Statistik memperkirakan penurunan harga premium sebesar Rp 500 menjadi Rp 5.500 per liter tidak akan diikuti oleh penurunan harga barang lainnya.

"Premium bakal turun sendirian," ujar Kepala BPS, Rusman Heriawan saat dihubungi VIVAnews di Jakarta. Menurut dia, keputusan pemerintah memangkas harga premium tidak sama dengan kebijakan pemerintah saat menaikkan harga BBM.

"Biasanya, kalau harga BBM naik, dampaknya akan dahsyat," kata dia. Harga barang-barang lainnya akan ikutan naik. Bahkan, sebelum BBM naik, harga-harga barang lainnya akan naik lebih dulu.

Namun, jika harganya turun, imbas terhadap barang-barang lainnya kecil. Harga barang-barang lainnya kemungkinannya kecil ikut-ikutan turun. Bahkan, sektor transportasi yang terkait langsung dengan premium, belum tentu akan menurunkan tarif. "Sepertinya sulit berharap tarif bus dan angkot turun," kata Rusman.

Menurut dia, sektor angkutan juga akan melihat faktor-faktor lain untuk menentukan apakah akan menurunkan tarifnya atau tidak. Mereka akan mengacu

Apalagi, menurut dia, sektor transportasi yang mengandalkan bahan bakar solar. Menurut Ketua BPS, karena harga solar tidak turun, maka sektor angkutan pun tidak bisa diharapkan untuk turun. "Jadi untuk angkutan barang, tidak akan merespons kebijakan pemerintah."

Alutsista Buatan Indonesia Laris Manis di Pasar Global: Bukti Kemajuan Industri Pertahanan Nasional

Pemerintah mengumumkan kebijakan penurunan harga premium sebesar Rp 500 per liter yang berlaku mulai 1 Desember 2008. Sedangkan, harga solar dan minyak tanah tidak berubah.

Pasukan Khusus Hamas Brigade Izzuddin al-Qassam

Media Arab sebut Hamas Setuju Bebaskan 33 Warga Israel yang Disandera

Gerakan Palestina Hamas setuju untuk membebaskan 33 sandera Israel sebagai bagian dari tahap pertama perjanjian gencatan senjata dengan Israel.

img_title
VIVA.co.id
5 Mei 2024