Harga Timah Anjlok, Emiten Pelat Merah Ini Merugi

Pertambangan Timah
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id
- Kinerja Emiten pelat merah Kinerja PT Timah Tbk memang tidak berjalan mulus tahun ini. Sebab, pada kuartal pertama, perseroan membukukan kerugian bersih yang meningkat menjadi Rp138,8 miliar.

Direktur Utama PT Timah Tbk, Riza Pahlevi menjelaskan, selain kondisi global yang masih bergejolak sehingga mempengaruhi berbagai sektor industri, buruknya kinerja keuangan perseroan lantaran anjloknya harga komoditas timah.

"Masalahnya harga di triwulan pertama sudah sulit, sekitar US$13 ribu per ton," tuturnya di di Gedung BEI, Jakarta, Kamis, 4 Agustus 2016.

Reza mengatakan, perseroan harus terpaksa menurunkan produksi. Tercatat di kuartal pertama produksi biji timah turun dari 6.653 ton diperiode yang sama tahun lalu menjadi 3.405 ton dan produksi logam timah turun dari 7.057 ton menjadi 4.205 ton.
BTN Tunjuk Ramon Armando Jadi Corporate Secretary

Dalam memperbaiki kinerja, Riza mengaku perseroan akan meningkatkan porduksi di semester kedua tahun ini. Seiring dengan hal itu, dirinya juga yakin harga timah akan kembali meningkat dikisaran US$18 ribu per ton.
Cetak Rekor Tertinggi, BUMI Raih Pendapatan Rp 128 Triliun Pada 2022

"Jadi harapan kita bisa kejar produksi, tapi untuk melebihi tahun lalu sulit, kita kejar minimal sama. Kita akan tambah alata produksi dan pengawasan lebih ketat sehingga kita bisa memastikan peningkatan produksi diakhir tahun," tuturnya.
Gelar RUPSLB, Moratelindo Rombak Jajaran Direksi

Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan kinerja dari anak usahanya yakni PT Rumah Sakit Bakti Timah dan PT Timah Industri. Sebab kedua anak usaha tersebut memiliki sumbangsih pendapatan yang cukup tinggi bagi perseroan.

"Timah Industri sudah jalan, karena land produksinya sudah jadi, Rumah Sakit Bakti Timah juga sudah profit sebenarnya. Jadi kita targetkan 10 persen pendapatan dari anak perusahaan," tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya