Thomas Lembong akan Revisi Daftar Negatif Investasi

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Trikasih Lembong.
Sumber :
  • viva.co.id/Chandra G. Asmara
VIVA.co.id
- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong, mengatakan akan membuka investasi sebesar-besarnya kepada investor. Hal ini dilakukan untuk memperlancar arus investasi masuk ke Indonesia.


Ia pun berencana mengkaji ulang daftar negatif investasi (DNI) untuk membuka pintu lebih lebar masuknya modal-modal asing ke dalam negeri.


"DNI perlu kita kaji kembali, waktu kita membuka DNI pada Januari, peluang investasi semakin besar. Kita akan buat langkah-langkah untuk membuka lebih jauh, semakin membuka setiap investor," kata Thomas di Kantor BKPM, Senin 8 Agustus 2016.
Sejak Jokowi Jadi Presiden Investasi Tiongkok Ke RI Melonjak


BKPM Dorong Investasi Pariwisata di Pulau Kalimantan
Sebagaimana diketahui, pemerintah sebelumnya telah membuka daftar negatif investasi di berbagai sektor di antaranya adalah sektor perfilman. Sedangkan yang masih tertutup untuk asing misalnya adalah sektor perikanan.

Manfaat dan Risiko Investasi Obligasi

Selain itu, Thomas juga menginginkan adanya sebuah aturan yang jelas tentang kebijakan investasi di industri. Menurut dia, informasi investasi untuk sektor yang sudah kelebihan investasi akan dikurangi.


"Saat ini yang kelebihan kapasitas, misalnya di industri semen, pengolahan karet, dan pabrik-pabrik yang jauh melampaui produksi. Kita ada imbauan untuk (investor) tidak menambah  di sektor ini," tambah dia.


Ia akan mengarahkan investasi di sektor-sektor industri yang masih membutuhkan banyak modal. Dengan demikian pertumbuhan di masing-masing industri dapat merata.


"Yang kekurangan akan kita arahkan kesana," Kata dia,


Mantan menteri perdagangan ini mengatakan bahwa data sangat penting bagi investor untuk memilih di sektor mana mereka akan menanamkan modalnya. Untuk itulah pihaknya bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) demi menyajikan data-data yang dibutuhkan oleh investor.


"Jadi betapa pentingnya data, data yang akurat akan menunjukkan sektor mana saja yang lebih layak untuk investasi," kata dia.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya