Tujuh Dosa Besar dalam Berinvestasi

Ilustrasi investasi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id - Saat ini, berinvestasi merupakan pilihan banyak orang dalam merancang kebutuhan finansial di masa depan. Namun, seperti halnya berbisnis, menjalankan investasi juga tak selalu menguntungkan.

Lima Aktivitas yang Bikin Gampang Boros

Ada berbagai macam risiko yang akan ditemui, terlebih ketika sang investor belum memahami benar portofolio investasi seperti apa yang dapat memberikan manfaat jangka panjang.

"Dalam berinvestasi, tentulah harus siap dengan segala risiko yang mungkin dapat terjadi. Namun, para investor dapat meminimalisir kemungkinan tersebut dengan memahami benar portofolio, agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam berinvestasi,” ujar Investment Director PT Aberdeen Asset Management, Bharat Joshi, seperti dikutip dari siaran persnya kepada VIVA.co.id di Jakarta, Senin 8 Agustus 2016.

Kiat Penting Sebelum Ajukan Kredit Elektronik

Aberdeen mengungkapkan tujuh kesalahan besar, yang patut dihindari baik bagi para investor pemula maupun professional saat berinvestasi.

1. Nafsu

Cara Hemat Atur Keuangan untuk Anak Kos

Beberapa investor seringkali hanya berkeinginan untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek saja, padahal suatu produk investasi bergantung dari jenis investasi yang dilakukan. Terlalu cepat puas dalam berinvestasi jangka pendek, dapat menutup kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Kadangkala, sedikit lebih sabar dan tidak terlalu bernafsu walaupun pasar naik turun, justru akan memberikan hasil yang maksimal untuk jangka panjang.

2. Rakus

Dengan kemudahan mengakses berbagai macam informasi, investor memiliki kecenderungan untuk mudah terpengaruh dan tergoda oleh tren pasar tanpa menganalisa prospek pertumbuhan investasi tersebut. Pentingnya memiliki kedisiplinan untuk menyaring informasi menjadi sebuah kedisiplinan dan kunci kesuksesan dalam mengelola investasi.

3. Serakah

Jangan mudah terbawa arus. Pada saat semua orang beramai-ramai mencoba untuk masuk ke dalam pasar, adalah lebih baik bagi Anda untuk menahan diri. Kesabaran dan berlaku selektif adalah hal penting untuk tidak gegabah sehingga portofolio dapat terus terjaga dan seimbang.

4. Malas

Tidak ada jalan pintas dalam berinvestasi. Memahami apa yang Anda investasikan adalah sebuah keharusan. Dalam berinvestasi pun, investor dituntut untuk bekerja keras, agar bisa benar-benar memahami kinerja dan kondisi perusahaan maupun pasar.

Tidak hanya berorientasi pada hasil, setiap proses dan tingkat pengukuran menjadi kriteria, agar tidak menjadi malas, sehingga nantinya kenyamananlah yang bisa dinikmati.

5. Emosional 

Diversifikasi investasi salah satu bentuk kesabaran, bahkan di saat pasar yang tak menentu. Apabila portofolio investasi Anda telah cukup beragam, Anda tidak perlu ikut panik ketika kondisi pasar memburuk dan semua orang berlomba-lomba untuk melepas investasi mereka.

Kegusaran dan ketidakpastian dari pasar dapat menakutkan. Untuk mengatasinya, alokasi ke aset berkualitas yang bisa Anda temukan dalam dalam sebaran aset yang cukup beragam adalah perlindungan utama untuk investasi Anda.

6. Iri

Terpaku semata-mata pada performa pasar merupakan dosa utama bagi investor yang aktif dalam bertransaksi, terutama bagi mereka yang telah berpengalaman. Karena ini, berarti keputusan diambil berdasarkan rasa takut dengan mempertimbangkan saham-saham yang telah memiliki performa yang baik di masa lalu.

Ketika menyusun portofolio, performa pasar memang penting untuk diperhatikan, tetapi risiko terkontrol juga perlu diambil untuk beberapa aset yang menawarkan potensi terbaik untuk pengembalian investasi yang optimal di masa depan.

7. Kesombongan

Terlampu percaya diri awal mula kejatuhan. Kecenderungan untuk memiliki rasa percaya diri yang berlebihan dan tidak menghiraukan peringatan merupakan kesalahan fatal bagi investor.

Hal ini dapat berdampak pada cara pandang dalam menerima informasi dan menilai suatu kondisi. Keyakinan berlebihan bahwa tidak akan berbuat kesalahan saat menganalisa pasar, dan mengambil keputusan seringkali justru menjadi kesalahan yang fatal dan mula dari kejatuhan.


"Menjadi investor yang baik merupakan tantangan, di Aberdeen Asset Manajemen kami selalu mencoba untuk bertahan dari perilaku impulsif, menyaring kebisingan pasar dan selalu bersikap tenang. Menghindari tujuh sifat buruk di atas akan menghasilkan sifat dan kebiasaan baik dalam berinvestasi," ujar Presiden Direktur PT Aberdeen Asset Management, Sigit Wityadi. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya