Sumber :
- VIVA.co.id/Diza Liane
VIVA.co.id
- Untuk memberikan pertunjukan film di layar lebar, ternyata memiliki beberapa pedoman. Untuk itu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menuturkan empat pedoman yang sudah seharusnya dimiliki oleh bioskop Indonesia.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
#66, Film Laga Indonesia Berjaya di Luar Negeri
Baca Juga :
Manfaat Produksi Film Antarnegara
Di dalam pemaparannya dalam diskusi mengenai Langkah Strategis Bekraf Dalam Pengembangan Perfilman, Endah Wahyu Sulistianti selaku perwakilan dari Bekraf mengaku Indonesia membutuhkan keempat pedoman ini sebelum menayangkan filmnya secara luas.
"Pertama memperhatikan komposisi pemeringkatan kelas bioskop dan rasio kepadatan dari bioskop di sebuah kota. Ini menjadi langkah wajib sebelum pembukaan bioskop baru di kota-kota kecil," ujarnya dalam acara Korea-Indonesia Cinema Global Networking di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu 10 Agustus 2016.
Endah juga menekankan pentingnya ada alat pendukung berupa Sistem Pelaporan Tiket Bioskop Terpadu (Integrated Box Office System). Di mana sistem tersebut bisa mencatat penjualan seluruh tiket bioskop di Indonesia yang nantinya dikelola oleh Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusbang Film).
"Dengan sistem ini jadi ada data penonton, ada juga preferensi ketika film enggak laku penontonnya segini, penonton umurnya segini. Itu bisa jadi database pelaku film untuk mengembangkan filmnya lebih lanjut," jelasnya pada awak media.
Lebih lanjut, Endah menuturkan peran Bioskop untuk penerapan klasifikasi usia untuk menonton sebuah film harus dilakukan secara ketat. Hal terakhir yang menjadi perhatiannya yaitu pentingnya data yang didapatkan dari Integrated Box Office untuk melihat perkembangan film karya anak bangsa.
"Hal ini meliputi jumlah penjualan tiket dan pendapatan kotor per judul film, per pertunjukan, per lokasi pertunjukan, baik film lokal maupun film impor," kata dia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Endah juga menekankan pentingnya ada alat pendukung berupa Sistem Pelaporan Tiket Bioskop Terpadu (Integrated Box Office System). Di mana sistem tersebut bisa mencatat penjualan seluruh tiket bioskop di Indonesia yang nantinya dikelola oleh Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusbang Film).
