Sri Mulyani Sambut 20 Anggota Kadin yang Ikut Tax Amnesty

Pengukuhan dan Rapat Pengurus Lengkap KADIN
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Puluhan pengusaha ramai-ramai menyambangi kantor pusat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak, untuk mengikuti program tax amnesty.

Mengukur Keberhasilan Kebijakan Tax Amnesty

Beberapa orang dari 20 pengusaha anggota Kadin itu antara lain adalah Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani, MS Hidayat, Bambang Soesatyo, Anindya Bakrie, Abdul Latief, Erwin Aksa, dan Sandiaga Uno.

Kedatangan mereka disambut langsung Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, ditemani Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi.

Investasi Dana Repatriasi di Bursa Komoditi, Ini Caranya

"Para pengusaha Kadin ini menyatakan surat pernyataan harta dan sudah membayar tebusan," kata Sri Mulyani di kantor pusat Ditjen Pajak, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa 27 September 2016.

Sri Mulyani mengaku, dirinya amat mengapresiasi kedatangan mereka untuk men-declare harta dan membayarkan pajaknya kepada negara. Apalagi, ketua umum Kadin Rosan Roeslani sebagai ketua rombongan pun turut mengajak beberapa pengusaha sesepuh, seperti MS Hidayat, Abdul Latief, dan juga Bambang Soesatyo.

Ada Rp29 Triliun Dana Repatriasi Gagal Pulang Kampung

"Nampaknya Pak Rosan hari ini membawa banyak sesepuh. Hari ini tentu saya sangat menghargai niat Kadin untuk hadir di kantor Pajak, untuk bersama-sama melaksanakan haknya mengikuti pengampunan pajak," ujarnya.

Ani, sapaan Sri Mulyani memastikan jika uang yang masuk ke kas negara hari ini saja hampir menyentuh angka Rp66 triliun. Oleh karenanya, melalui kebijakan tax amnesty ini, ia berharap agar uang WNI yang masuk dari luar negeri juga bisa terus bertambah.

Hal ini menurutnya sangat penting, demi upaya bersama untuk mempertahankan perekonomian bangsa dan membangun Indonesia bersama-sama.

"Dari jajaran Kadin yang bersedia hadir, mereka datang untuk menyampaikan SPH (surat pernyataan harta), dan tentunya sudah bayar tebusan. Makanya, pada hari ini uang yang masuk di kas negara sebesar Rp65,9 triliun," kata Sri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya