Rupiah Masih Menguat, Ditopang Data Inflasi

Ilustrasi uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id – Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melanjutkan penguatannya setelah kemarin ditutup menguat 59 poin (0,45 persen) ke Rp12.983 per dolar AS berkat rilis data inflasiSeptember 2016.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, sentimen positif dari rilis inflasi September kembali mampu membuat rupiah menguat terbatas cenderung menguji level psikologis barunya.

"Kini rupiah berpeluang melanjutkan penguatannya, dengan target batas atas Rp12.942 dan target batas bawah Rp13.020," kata Reza, Selasa, 4 Oktober 2016.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

Menurut dia, laju poundsterling terlihat bergerak melemah setelah Theresa May selaku Perdana Menteri Inggris yang baru memberikan sinyal bahwa Brexit akan dimulai di akhir Maret 2017.

"Dia juga memberikan sinyal bahwa Perusahaan Inggris bebas untuk beroperasi di pasar Eropa," tuturnya. Menurutnya, keadaan tersebut terpaksa memukul poundsterling namun, menguntungkan dari sisi ekuitas.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

Sementara, Reza kembali menekankan, dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik yang mencatat inflasi pada September 2016 sebesar 0,22 persen cukup direspons positif pelaku pasar dan berimbas pada menguatnya Rupiah.

Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps). Sehingga, suku bunga BI naik menjadi 6,25 persen.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024