Investor Pemula Wajib Pelajari Hal Ini

Ilustrasi pohon uang
Sumber :
  • Halomoney

VIVA.co.id - Salah satu tolak ukur kekayaan finansial pribadi adalah aset dalam bentuk investasi yang dimiliki. Berbeda dengan pemasukan yang berasal dari gaji bulanan, atau omzet bisnis, penghasilan dari investasi merupakan penghasilan pasif. 

Sempat Diremehkan, Michella Ham Bagi Tips Sukses Bangun Bisnis di Usia 23 Tahun

Sebagian orang ada yang berhasil meraih kekayaan finansial hanya dengan kepintarannya dalam mengelola investasi yang dimiliki. Jika memang berniat untuk menjadi seorang investor, pastikan mempelajari empat hal berikut ini:

1. Pelajari mengenai risiko investasi

5 Tips Bisnis, Memulai Usaha Rumahan Modal Kecil di 2023

Tak ada investasi yang tidak memiliki risiko. Setiap investasi memiliki tingkat risiko masing-masing, jadi tidak ada produk investasi yang murni bebas risiko.

Ada dua jenis risiko dalam dunia investasi. Risiko eksternal merupakan risiko yang dapat dialami seorang investor, di mana faktor pencetusnya berasal dari luar lingkungan investasi.Contoh risiko eksternal misalnya bencana alam, atau kebijakan pemerintah seperti perpajakan, atau kurs suku bunga.

Kiat CEO Ternama Bangkit dari Keterpurukan

Risiko internal merupakan kebalikan dari risiko eksternal. Risiko internal dapat berasal dari lingkungan investor itu sendiri. Semisal, kinerja perusahaan pialang, persaingan antarinvestor, perilaku konsumen, dan lain-lain.

Kesimpulannya begini, jika dihadapkan pada pilihan investasi yang membutuhkan jumlah modal yang sama dan memberikan imbal hasil yang sama, pilih yang memiliki risiko paling rendah.

2. Periksa dan pelajari jangka waktu pengembalian yang diinginkan

Sering disebut dengan payback period, artinya seberapa cepat investasi akan memberikan imbal hasil untuk kita. Semakin cepat sebuah investasi memberikan imbal hasil untuk kita, maka semakin baik instrumen investasi tersebut.

Jangka waktu pengembalian hasil investasi ini, sendiri biasanya ditentukan oleh tujuan investasinya; apakah untuk investasi jangka pendek, menengah, atau panjang. 

Misalnya, sebuah instrumen investasi membutuhkan waktu lama sampai dengan 10 tahun atau lebih, bagi mereka yang memang mencari manfaat investasi jangka panjang memang itulah yang dibutuhkan. Carilah produk investasi yang sesuai dengan jangka waktu pengembalian yang diharapkan.

3. Tentukan tingkat pengembalian hasil yang diharapkan

Setiap bentuk investasi yang baik, tentunya memberikan imbal hasil. Di sini, kita belum berbicara besar kecil imbal hasilnya. Tingkat pengembalian hasil dalam bahasa Inggris, sering dikenal juga dengan istilah Rate of Return.

Semakin tinggi tingkat pengembalian hasil investasi, maka semakin baik untuk dipilih. Harus diperhatikan juga modal awal yang dimiliki. Jika modal awal yang dibutuhkan sama besarnya, akan lebih baik, bila kita memilih yang tingkat pengembaliannya lebih besar.

Lebih bagusnya lagi, apabila kita bandingkan dengan produk investasi sejenis, semisal tertarik dengan investasi reksadana. Di dalam reksadana terdapat beberapa jenis, bisa mempertimbangkan reksadana saham dibanding reksadana pendapatan tetap, yang memberikan imbal hasil lebih tinggi, tetapi risikonya pun tentu saja akan berbeda.

4. Rajin memeriksa tingkat inflasi

Inflasi sangat diperhitungkan dalam melakukan investasi, karena memilki keterkaitan dengan nilai waktu dari uang. Seperti kita ketahui, jumlah dari uang yang kita miliki sekarang akan berubah nilainya pada masa mendatang.

Contohnya; dengan Rp10 ribu, Anda bisa membeli dua botol minuman ringan pada saat ini. Belum tentu, dalam lima tahun mendatang minuman ringan tersebut memiliki harga yang sama. Bisa jadi lebih mahal, atau lebih murah (disebut juga deflasi).

Apa pengaruhnya untuk investasi? Sebagai contoh, Anda memilih investasi berupa deposito dengan suku bunga lima persen sedangkan tingkat inflasi enam persen. Artinya, bunga deposito yang diperoleh akan kalah dari kenaikan harga barang. Apakah mau memilih investasi yang tingkat pengembaliannya jelas di bawah tingkat inflasi seperti ini?

Kesimpulannya adalah, bukan hanya tingkat pengembalian suatu investasi harus tinggi, tetapi imbal hasil yang ditawarkan tentunya harus melebihi dari inflasi tahunan di suatu negara. Jika tidak, tidak ada gunanya kita membeli produk investasi tersebut. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya