Sumber :
- REUTERS/Tomas Bravo
VIVA.co.id
- Menurut beberapa ilmuwan, mengonsumsi tomat dalam jumlah cukup banyak ternyata mampu mencegah keriput. Buah ini sangat kaya antioksidan yang disebut likopen dan bermanfaat melindungi tubuh dari radiasi berbahaya sinar ultraviolet (UV).
Dikutip dari
Daily Mail , sebuah penelitian menyatakan, meskipun tidak bisa menjadi pengganti tabir surya, namun tomat bisa menjadi perlindugan yang penting bagi tubuh. Karena fakta ini, para ilmuwan asal Jerman mengatakan, banyak orang akan mulai mengonsumsi suplemen yang mengandung senyawa tersebut untuk kesehatan atau kecantikan.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Lawan Keriput dengan Lima Latihan Sederhana Ini
Baca Juga :
Sembilan Manfaat Tomat bagi Kesehatan
Dikutip dari
Baca Juga :
Tomat, Cerahkan Kulit Hingga Atasi Jerawat
Para peneliti juga menemukan adanya pigmen lain yang dikenal dengan lutein, yang banyak ditemukan pada bayam dan kale. Dalam penelitiannya, para ilmuwan membandingkan kulit dari 65 orang yang dibagi ke dalam dua kelompok. Satu kelompok diberi suplemen yang disebut dengan
tomato nutrient complex
atau obatan-obatan sejenis.
Sejak awal hingga akhir fase perawatan selama 12 minggu, kulit para partisipan diberi paparan dua jenis sinar ultraviolet, UVA1 dan UVA/B, dalam proses yang disebut dengan iradiasi. Dan dilakukan biopsi 24 jam kemudian.
Penelitian itu menunjukkan bahwa mereka yang tidak mendapatkan likopen atau lutein mengalami peningkatan ekspresi dari gen indikator tertentu yang berkaitan dengan keriput dan peradangan, dua efek samping dari kerusakan akibat sinar matahari.
Sebaliknya, perawatan dari suplemen menunjukkan penurunan signifikan dari munculnya ekspresi gen ini. Hasil penelitian ini meneruskan penelitian pada 2012, yang menyimpulkan bahwa wanita yang mengonsumsi banyak tomat akan meningkat perlindungan terhadap kulit, mengurangi kemerahan dan kerusakan DNA akibat sinar UV.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Para peneliti juga menemukan adanya pigmen lain yang dikenal dengan lutein, yang banyak ditemukan pada bayam dan kale. Dalam penelitiannya, para ilmuwan membandingkan kulit dari 65 orang yang dibagi ke dalam dua kelompok. Satu kelompok diberi suplemen yang disebut dengan
