RI Bisa Jadi Pasar Energi Potensial di ASEAN

Sumber energi terbarukan.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA.co.id – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan, Indonesia akan menjadi pasar energi yang potensial di kawasan ASEAN, karena memiliki sumber energi alternatif lebih banyak dibanding negara lain.

Pembiayaan BRI Pada Sektor Renewable Energy Tumbuh 19.1 Persen

Oleh karenanya, masalah konektivitas yang dibangun itu menurutnya tidak hanya terbatas pada sektor infrastruktur saja, seperti misalnya masalah transportasi terkait pembangunan jalan, atau konektivitas di laut dengan kapal feri maupun armada pelayaran.

"Tapi juga konektivitas energi, baik tranmisi on board maupun kabel bawah tanah antara Indonesia dengan Singapura, Malaysia atau bahkan Thailand," kata Bambang di Jakarta Pusat, Selasa 8 November 2016.

Startup Lokal Diajak untuk Bangun Ekosistem Energi Bersih

Bambang mengakui jika Indonesia masih perlu mengembangkan kemampuan dan daya saing dalam hal kelistrikan. Hal itu dinilainya sangat penting, guna memastikan diri sebagai negara eksportir energi, terutama listrik. "Maka kita perlu membentuk koneksi yang baik, antara Kalimantan dengan Serawak dan Sabah di Malaysia," ujarnya.

Namun dalam aspek pendanaan pembangunan infrastruktur dan konektivitas energi, Bambang mengakui jika pemerintah Indonesia sangat ketat dalam menyeleksi sejumlah skema pendanaan, berdasarkan pada pengalaman di sejumlah proyek pembangunan sebelumnya.

RI Gandeng Jepang Kejar Target Transisi Energi Nasional

Oleh karena itu, dibutuhkan koordinasi yang masif dengan para pemangku kebijakan antarsektor, agar semua tantangan baik dari segi pelaksanaan maupun pendanaan proyek-protek infrastruktur tersebut bisa terlaksana dan berjalan dengan lancar.

"Masalah pendanaan, kami memiliki pengalaman bahwa pendanaan dengan swasta tidak semudah itu. Maka kiranya kita perlu belajar dari praktik-praktik terbaik yang pernah ada," ujarnya menambahkan.

"Kemudian masalah koordinasi, kiranya penting untuk membangun koordinasi lintas sektor di kawasan ASEAN, baik antara government-to-government (G-to-G) maupun government-to-business (G-to-B).”

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya