Rupiah Anjlok, Menkeu Sri Duga Ada yang 'Bermain'

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • ANTARA/Rosa Panggabean

VIVA.co.id – Anjloknya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, hari ini, Jumat 11 November 2016, menjadi sorotan pemerintah. Sejumlah spekulasi terkait kebijakan pemerintah AS, yang berkembang, setelah pemilihan Presiden yang dimenangkan Donald Trump dua hari yang lalu, terus dipantau pemerintah. 

Awal Pekan, Rupiah Dibuka Melemah Rp14.309 per Dolar AS

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pihaknya terus mengidentifikasi apa penyebab dari pelemahan mata uang Garuda tersebut. Hal ini mengindikasikan, adanya faktor-faktor yang berada di luar masalah fundamental ekonomi yang memengaruhi psikologi rupiah. 

"Katakanlah, kalau ada rumor mengenai perubahan policy (kebijakan), atau ada spekulasi, kita akan lihat itu," ujarnya ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat 11 November 2016. 

Rusia-Ukraina Tak Temui Kesepakatan, Rupiah Melemah Lagi Hari Ini

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia mengaku mencermati, apakah rumor tersebut sengaja dibuat-buat, atau memang semua pihak merasa khawatir dengan perkembangan AS, setelah Presiden baru terpilih.

"Kalau dibuat, ya kita lihat apa motifnya pembuatan rumor dan akan kita tangani," ungkapnya.  

Ukraina Tak Lagi Ngotot Masuk NATO, Rupiah Hari Ini Menguat

Meski demikian, dia mengakui bahwa rupiah, indeks harga saham gabungan (IHSG), serta surat berharga itu memang sangat dipengaruhi oleh sentimen yang terjadi secara regional maupun global.

"Bisa juga, karena perubahan, atau perkembangan situasi politik di AS," kata dia. 

Berdasarkan data perdagangan Reuters hari ini, rupiah sempat menembus level tertinggi di angka Rp13.520 per dolar AS. Rupiah pada level terendah di level Rp13.140 per dolar AS. Sementara itu, data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah hari ini rata-rata diperdagangkan pada level Rp13.350 per dolar AS. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya