Wakil Ketua DPR Bahas Panas Bumi di Indonesia

Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto
Sumber :

VIVA.co.id – Wakil Ketua DPR, Agus Hermanto mengakui, saat ini Indonesia kekurangan pasokan listrik karena masih belum maksimal dalam mengelola sumber energi yang ada.

PLN Dapat Komitmen Hibah dari AS untuk Studi Pengembangan Mini-Grid EBT Daerah 3T di Indonesia Timur

Hal tersebut ia ungkapkan saat menggelar Coffe Morning DPR di Lantai II Gedung Nusantara III dengan beberapa pihak Kementerian.

"Ini sebenarnya menindaklanjuti SOM yang memutuskan bahwa Indonesia harus mempunyai institute research di bawah Kemenristekdikti untuk menunjang kegiatan panas bumi. Sudah bukan rahasia umum karena melimpahnya energi yang kita miliki belum dipergunakan secara maksimal," ujar Agus Hermanto, Rabu 23 November 2016.

Jalan Berliku Penerapan Energi Baru Terbarukan

"Iya, hari ini kita mengadakan coffe morning bersama untuk membicarakan institute research itu. Kita ingin menggalakkan bioetermal, perlu diketahui listrik kita shortage berarti kekurangan energi, padahal cadangan listrik kita sangat besar, 30 GW beru termanfaatkan 5 persen sehingga kita banyak listrik tapi tidak bisa memanfaatkan," katanya.

Untuk itu kata Agus, mulai sekarang indonesia harus menggalakkannya. Dan satu-satunya untuk maju jalan keluarnya harus punya institute research.

Cek Fakta: Cak Imin Sebut Target Energi Baru Terbarukan 2025 Meleset dari 23 Persen Jadi 17 Persen

Sementara itu, Menristekdikti menjelaskan, bahwa research sekarang sangat canggih, khususnya pada energi baru terbarukan.

"Sekarang pemanfaatan energi panas bumi sangat rendah sekali, walaupun potensi energi panas bumi sangat besar sekali, hingga 30 GW.  Ini potensi yang sangat besar tapi baru sebagian kecil pemanfaatannya, maka research ini harus kita tingkatkan terus, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bauran energi ke depan di dalamnya adalah termasuk geotermal," ujarnya.

Untuk itu katanya, pihaknya mengapresiasi yang setinggi-tingginya kepada DPR yang mendorong ini. Saat ini tinggal research kelembagaannya bagaimana? Yang nantinya akan dibahas secara detail.

"Apakah akan dimulai dari hulu atau di hilir nanti akan kita lakukan bersama-bersama. Siapa yang akan melakukan di hulu dan di hilir akan kita bahas bersama-sama juga. Supaya tidak terjadi tumpang tindih," katanya.  (webtorial)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya