RI Perlu Produksi Minyak Mentah untuk Kurangi Impor

Logo OPEC.
Sumber :
  • www.britannica.com

VIVA.co.id – PT Pertamina mendukung penuh keputusan pemerintah untuk membekukan sementara keanggotaan Indonesia dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak.

Harga Minyak Jatuh Dipicu Harapan Kemajuan Negosiasi Rusia-Ukraina

Sebagaimana diketahui, keputusan tersebut telah diambil dalam Sidang ke-171 OPEC di Wina, Austria, Rabu, 30 November 2016. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan itu.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, mengatakan, pembekuan sementara keanggotaan Indonesia dalam OPEC merupakan pilihan rasional dengan mempertimbangkan material balance minyak Indonesia saat ini. 

Hari Terburuk Harga Minyak Sejak Pandemi, Dunia Resah

"Saat ini, Indonesia justru memerlukan peningkatan produksi minyak mentah untuk mengurangi impor, sehingga berapa pun peningkatan yang berhasil dilakukan akan sangat berarti," kata Dwi dalam keterangan tertulisnya, Jumat 2 Desember 2016. 

Ia mengatakan bahwa kesepakatan OPEC melakukan pemangkasan produksi 1,2 juta barel per hari di luar kondensat, selanjutnya mengharuskan Indonesia memangkas produksi lima persen atau sekitar 37.000 barel per hari akan berdampak cukup signifikan bagi industri migas dan juga ketahanan energi nasional.

Harga Minyak Dunia Sempat Tembus Rekor US$130 per Barel

"Apabila Indonesia tidak mengambil keputusan strategis ini, artinya impor minyak mentah kita akan semakin tinggi. Dengan demikian, keputusan pemerintah ini sangat rasional dan realistis untuk kondisi Indonesia saat ini," tutur Dwi.

Dwi melanjutkan, Indonesia saat ini mengimpor sekitar 50 persen atau sekitar 430 ribu barel per hari untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah di kilang pengolahan. 

Pertamina saat ini disebut terus melakukan upaya-upaya menekan impor minyak mentah, di antaranya melalui peningkatan produksi perusahaan di dalam negeri. Seperti, meningkatkan pembelian minyak mentah domestik dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), dan peningkatan produksi dari aset di luar negeri.

Sementara itu, untuk produksi minyak mentah Pertamina di Tanah Air, hingga September 2016 rata-rata mencapai 223 ribu barel per hari atau naik 12 persen dari periode yang sama tahun lalu. Pembelian dari KKKS naik menjadi sekitar 12 ribu barel per hari dari tahun lalu hanya sekitar 4.000 ribu barel per hari.

Ia menambahkan, sebagai National Oil Company Indonesia, Pertamina juga melakukan ekspansi bisnis hulu ke luar negeri. Hingga September 2016, produksi minyak (net to share) dari PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) mencapai 86 ribu barel per hari.

Sementara itu, untuk gas mencapai 207 mmscfd, sehingga produksi migas PIEP hingga sembilan bulan pertama 2016 mencapai 122 ribu barel setara minyak per hari (boepd).

"Sampai dengan akhir tahun ini, Pertamina menargetkan lifting minyak mentah dari hasil produksi PIEP tidak kurang dari 13,63 juta barel," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya