Penerimaan Migas Turun, Kenapa?

kilang minyak
Sumber :
  • www.dpi.vic.gov.au

VIVA.co.id – Kontribusi energi untuk pendapatan negara tercatat menurun terus hingga saat ini. Saat ini tercatat kontribusi energi terhadap penerimaan negara hanya sebesar 6,8 persen atau senilai Rp122,2 triliun. 

Wakil Ketua Umum bidang Energi dan Migas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bobby Gafur Umar mengatakan, penurunan kontribusi energi tersebut disebabkan oleh perubahan paradigma pemanfaatan hasil sumber daya energi. 

Pemerintahan Joko Widoodo semakin menekankan hasil sumber daya energi diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dalam negeri, seperti industri. Sehingga, memproteksi ekspor energi mentah, yang meliputi minyak, gas, mineral, batu bara dan lain sebagainya. 

"LNG (Liquefied Natural Gas/gas alam cair) menjadi salah satu kontributor ekspor kita dan menjadi pendapatan negara. Namun, kemudian kita mengimpor pupuk. Itu salah. Gas itu perlu disetop untuk diekspor, dipakai saja untuk keperluan dalam negeri. Bahan baku untuk industri," kata Bobby kepada VIVA.co.id pada Rabu, 14 Desember 2016.

Kemudian, ia mengatakan Indonesia saat ini perlu berbenah dengan tidak bergantung pada perdagangan migas untuk mendongkrak pendapatan negara. Setelah, kurang lebih 20 tahun pendapatan negara Indonesia bergantung pada migas. 

"Sekarang ini kontribusi energi atau migas ini makin kecil terhadap pendapatan negara, tapi harusnya pemerintah itu bangun industrinya agar migas diolah dalam negeri untuk dua kebutuhan, yaitu pertama, sumber energi pembangkit listrik dan sebagainya. Kedua, untuk pengembangan industri berbahan baku migas," ujarnya. 

Menurutnya, pemerintah dapat mencari cara atau skema yang dapat digunakan untuk meningkatkan investasi eksplorasi dalam negeri, agar pengusaha tidak tergiur dengan kegiatan ekspor energi mentah dan tetap dapat berikan kontribusi kepada pendapatan negara. 

"Kilang minyak kita itu banyak statusnya marginal. Tidak ekonomis untuk dieksplorasi. Jadi harus ditemukan cara-cara eksplorasi yang lebih efisien," katanya. 
 

RI Masuk Jajaran Negara ASEAN yang Lambat Genjot EBT, Ini Solusinya
ilustrasi industri migas.

Medco E&P Kembali Pasok Gas ke Pupuk Sriwijaya dan Teken LoA

Selain PJBG itu, Medco E&P juga menandatangani beberapa Letter of Agreement (LoA) dengan beberapa perusahaan domestik lain terkait penyesuaian harga gas.

img_title
VIVA.co.id
1 Desember 2021