Suku Bunga The Fed Naik, Saham-Saham di BEI Tetap Kuat

Seorang pelaku pasar sedang memantau pergerakan IHSG.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – PT Bursa Efek Indonesia mengatakan, imbas kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat atau fed fund rate sebesar 25 basis poin menjadi di level 0,75 persen tidak berpengaruh besar bagi kondisi pasar modal Indonesia. 

The Fed Diproyeksi Pangkas Suku Bunga pada Semester II, Apa Dampaknya ke RI?

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, mengatakan, kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Fed sebenarnya sudah berpengaruh besar di periode-periode sebelumnya.

"Pasar modal sudah mendahului, semuanya bagus atau jelek yang terjadi. Jadi tidak akan berpengaruh," ujarnya di Jakarta, Kamis, 15 Desember 2016.

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

Tito memandang, fokus permasalahan saat ini masih menyoroti situasi Negeri Paman Sam, di mana terkait terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS yang baru. Namun, Tito memandang bahwa Trump tidak seburuk apa yang orang atau pelaku pasar takutkan selama ini. 

"Dia (Trump) cuma ingin membangun baik kok. Dan saya percaya Amerika membaik. AS membaik, kita juga ikut membaik, dan global juga akan membaik," tuturnya.

Donald Trump Ambil Surat Cinta Kim Jong Un dari Gedung Putih

Meskipun demikian, pengaruh FFR dan Trump, lanjut Tito, tidak akan berdampak besar bagi Indonesia. Karena fundamental ekonomi Indonesia dalam keadaan yang positif.

"Growth (pertumbuhan bursa) kita nomor dua di dunia, secara perusahaan kita bagus. Selama perusahaan dan fundamental kita bagus, kita tidak takut pasar modal kita terganggu," ujarnya.

Berdasarkan data BEI jelang penutupan perdagangan, IHSG saat ini masih berada di zona merah dengan turun 0,28 persen atau 8,3 poin ke level 5.253 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya