Pelaku Pasar Mulai Waspadai Hari Pelantikan Donald Trump

Para pialang di Bursa Saham New York.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Para pelaku pasar saat ini tengah menunggu lanjutan dari situasi politik Amerika Serikat usai terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden ke-45. Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Ryan Kiryanto, mengungkapkan kondisi perekonomian dunia pada 2017 mendatang masih akan terkena imbas dari perekonomian tahun ini.

ADB Sebut Pandemi COVID-19 Masih Bayangi Ekonomi Global pada 2021

"Perekonomian dunia pada 2016 mengalami stagnansi dan akan berlanjut ke 2017," ujar Ryan di Plaza Indonesia Jakarta, Kamis 22 November 2016.

Ia memaparkan, pelaku pasar saat ini tengah menanti keputusan Trump dalam memilih menteri-menterinya pada 20 Januari mendatang. Dari sana akan terlihat seperti apa Trump akan membawa perekonomian negaranya dan sejauh mana pengaruhnya terhadap Indonesia.

Harga Emas Hari Ini 27 Oktober 2020: Global Naik, Antam Stagnan

"Trump effect ada dua kemungkinan. Market friendy atau bukan. Kita tunggu 20 Januari 2017 nanti," tuturnya.

Ryan mengungkapkan, Trump mulai menyadari dari janji-janjinya yang disampaikan saat kampanye banyak yang sulit untuk direalisasikan. Kelebihan Trump pada kampanye lalu adalah strategi ekonomi yang dijadikan bahan untuk berpolitik, sehingga banyak pebisnis dan pelaku usaha yang berekspektasi besar.

Sepekan, Rata-rata Nilai Transaksi Harian di BEI Melonjak 20 Persen

"Salah satunya dia akan membuka banyak lapangan pekerjaan, kampanye yang dilakukannya di daerah yang banyak penganggurannya. Makanya itu yang membuat Trump menang telak," tuturnya.

(ren)

Menteri BUMN Erick Thohir.

Ibarat Infinity War, Erick Thohir Sebut Dunia Butuh Avengers

Erick Thohir mengutip pidato Presiden Jokowi World Economic Forum di Hanoi 2018, bahwa kondisi perekonomian dunia mengarah pada perang tak terbatas atau infinity war

img_title
VIVA.co.id
15 Desember 2021