Rumah Kecil, Destinasi Wisata Berbayar Semangkuk Bakso

Rumah Kecil, lokasi wisata yang serba imut, dibangun di atas lahan seluas 50 meter persegi di Jalan Pannara, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yasir

VIVA.co.id - Menikmati akhir pekan dengan berlibur, tidak harus ke luar kota. Di Kota Makassar, wisata Rumah Kecil bisa menjadi pilihan menikmati suasana sejuk bernuansa perdesaan.

Kemendagri Dorong Pemda Terdampak Bencana Pangan Segera Tetapkan Status Tanggap Darurat

Rumah Kecil adalah lokasi wisata yang serba imut, dibangun di atas lahan seluas 50 meter persegi di Jalan Pannara, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan. Lokasi wisata itu sudah beroperasi sejak pertengahan 2016.

Terdapat beberapa pilihan untuk bersantai. Gazebo, perpustakaan mini, kolam terapi ikan kecil. Juga ada kolam ikan lele dan kantin. Bisa dibayangkan seperti apa luas masing-masing tempat pilihan bersantai itu di tengah lahan yang hanya 50 meter persegi.

Belasan Rumah dan Fasilitas Publik di Wajo Rusak Berat dampak Banjir Bandang, Menurut BNPB

Nuansa perdesaan makin terasa di kala pengunjung ditemani unggas piaraan pengelola yang sengaja dibiarkan berkeliaran. Ada tiga ekor angsa, ayam mutiara dan burung dalam sangkar. Burungnya ada 15 jenis, di antaranya burung gagak, burung beo, burung jalak, burung kenari dan burung nuri. Juga ada pohon mangga, pohon karsen, pohon kelapa, pohon jeruk menghijaukan dan meneduhkan. 

Paling diminati pengunjung fasilitas kolam terapi ikan kecil. Seperti diungkapkan Nurul Aini (23 tahun), yang sengaja datang menikmati Minggu pagi di Rumah Kecil.

Kemenag Gerak Cepat Selamatkan Dokumen KUA di Wajo yang Ikut Terdampak Banjir

"Saya baru pertama kali ini merasakan kaki saya digigit sama ikan. Sebenarnya, karena penasaran bagaimana rasanya, ternyata geli-geli rasanya," kata Nurul kepada VIVA.co.id pada Minggu 29 Januari 2017.

Menurut wanita yang bekerja di salah satu Bank di Kota Makassar itu, Rumah Kecil menjadi pilihan tepat untuk menikmati liburan tanpa harus jauh ke luar kota. Apalagi, katanya, jika dia hanya bisa berlibur di hari Sabtu dan Minggu.

"Kalau ke luar daerah, selain mahal waktu di perjalanan juga lama. Sementara, Senin besok harus kerja lagi. Mending cari yang dekat tapi suasananya dapat," ujarnya.

Hamparan sawah milik warga sekitar juga menjadi pendukung terciptanya suasana perdesaan di Rumah Kecil. Ada juga kebun pisang hingga cabai yang tetap asri meski tidak begitu luas.

Nurul mengatakan, di Rumah Kecil juga menyediakan makanan bakso yang rasanya enak. Apalagi, jika bakso itu dinikmati sembari kaki digigit dengan ikan-ikan kecil saat duduk di tepi kolam. 

Berapa harga tiket masuk untuk menikmati lokasi wisata itu? Menurut Haswadi Haruna (36 tahun), pemilik Rumah Kecil, cukup dengan membeli Bakso seharga Rp18 ribu, pengunjung bebas menikmati seluruh fasilitas. Bagi yang ingin makan camilan menu lain juga bisa: ada ubi goreng, kentang goreng. Ada jus, teh, dan kopi dengan harga yang cukup terjangkau.

Di Rumah Kecil karyanya itu, dia hidup bersama istri dan putra tunggalnya yang masih berumur 12 tahun sejak delapan tahun silam. Memanfaatkan halaman rumah yang luas, awalnya Rumah Kecil ini hanya diperuntukkan bagi rekan-rekannya untuk berdiskusi ataupun bercengkrama.

"Jadi begitu, sudah lama desainnya seperti ini, tetapi yah tetangga, atau teman-teman saya saja yang tahu," kata Haswadi.

Rumahnya memang kecil, tapi halaman yang luas, biasa dijadikan Haswadi menjamu kawan yang datang mengunjungi, berdiskusi, bercengkerama. Baru delapan bulan lalu dibuka untuk umum atas saran kawannya.

"Rumah Kecil ini penggambaran jiwa saya. Konsep tempat bersantai memadukan seni dan alam," kata pria yang telah 16 tahun bergelut dengan seni bersama Sanggar Merah Putih dan Ketua Kelompok Pelestari Lingkungan Hidup Leuser Makassar itu.

Rumah Kecil dibangun di pinggiran Kota Makassar. Tepatnya di tengah permukiman padat yang kebanyakan anak-anak sekitarnya putus sekolah.

Haswadi berharap, Rumah Kecil ini bisa menjadi oase bagi anak-anak yang tidak mampu. Ia sengaja terus menambah koleksi buku-buku bacaan dan pelajaran untuk anak-anak.

"Dua-tiga tahun ke depan, di Rumah Kecil ini jadi tempat belajar untuk hal-hal produktif. Khusus untuk ibu-ibu, akan disiapkan mentor untuk mengajari cara membatik dan menjahit," harap Haswadi. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya