Jokowi Senang Investasi Swedia Meroket 1400 Persen

Jokowi Kenakan Baju Adat Betawi Saat Sambut Raja Swedia, Carl XVI Gustaf, di Istana Bogor.
Sumber :
  • REUTERS / Darren Whiteside

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo menyambut gembira meningkatnya kerja sama Indonesia dengan Swedia dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut membuat hubungan kedua negara semakin intensif dan beragam.

"Swedia merupakan mitra perdagangan terbesar Indonesia dari Kawasan Nordik. Angka investasi Swedia meningkat lebih dari 1.400 persen pada 2016, dibanding 2015," jelas Presiden Jokowi dalam keterangan pers bersama Raja Swedia, Carl XVI Gustaf, di Istana Bogor, Senin 22 Mei 2017.

Dia mengungkapkan, kerja sama yang intensif juga terlihat dari sektor pariwisata yang meningkat pesat. Promosi yang dilakukan Indonesia membuahkan hasil yang menggembirakan. 

"Jumlah turis juga meningkat 15 persen pada 2016. Dan kunjungan terbesar dari negara Nordik," katanya.

Dalam kunjungan kenegaraan ini, Raja Gustaf dan Ratu Silvia didampingi 35 pebisnis dari negara tersebut. Sehingga, ke depannya akan diselenggarakan Indonesia-Sweden Executive Forum.

Dalam kesempatan itu, dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait beberapa hal. Pertama, mengenai peningkatan kerja sama bilateral antar dua negara. 

"Saya menyambut baik ditandatanganinya dua dokumen kerja sama antar pemerintah di bidang bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas," katanya.

Kemudian, MoU dalam bidang kerja sama transportasi, navigasi udara dan bandara. Serta  yang ketiga adalah kerja sama dibidang industri kreatif.

154 Perusahaan Mau Relokasi Investasi ke RI dari Negara Ini

"Beberapa kerja sama juga ditandatangani secara terpisah, yaitu kerja sama di bidang inovasi, di bidang kewirausahaan, di bidang sains dan pembiayaan pendidikan," jelas Jokowi. (ren)

Ilustrasi realisasi investasi pembangunan.

Dunia Berebut Investasi, Ekonom: KUHP Baru Bakal Ganggu Realisasi Penanaman Modal Asing

Atas pengesahan Undang-undang tersebut pasal-pasal di UU KUHP menuai banyak sorotan dari berbagai pihak bahkan disebut akan mengganggu iklim investasi asing di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2022