2010, Pasar Reksa Dana Tumbuh 20%

VIVAnews - Pasar reksa dana tahun depan diperkirakan meningkat hingga 20 persen. Pertumbuhan ekonomi domestik dan membaiknya perekonomian dunia akan mendorong pasar reksa dana kembali marak.

"Pasar reksa dana pada 2010 akan tumbuh 20 persen sampai akhir tahun," kata Direktur PT Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi di gedung bursa efek, Jakarta, Kamis 24 September 2009.
  
Menurut Michael, perbaikan pertumbuhan ekonomi terkait erat dengan pasar reksa dana. Regulasi yang mengatur pasar derivatif dinilai dapat memberikan kondisi lebih aman bagi investasi.

"Aturan dapat menjamin pasar derivatif tumbuh lebih sehat," ujarnya. 

Tanda-tanda pemulihan di pusat krisis ekonomi Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan membaik pada kuartal IV-2009 membawa perbaikan pada pasar modal di seluruh dunia termasuk Indonesia.

"Pengawasan produk derivatif itu diusulkan Indonesia," kata Michael.
 
Michael mengatakan, reksa dana semakin tumbuh seiring membaiknya pasar. Hingga September 2009, total dana kelolaan reksa dana sudah melewati target, yakni mencapai Rp 100,3 triliun.

Sementara itu, Schroder mengelola dana investor senilai Rp 32 triliun. Dari jumlah dana tersebut, sekitar Rp 20,4 triliun merupakan reksa dana dan sisanya berupa segregated akun.

Berdasarkan jenisnya, dari total dana kelolaan Rp 32 triliun, aset berjenis ekuitas sebesar Rp 22 triliun dan sisanya obligasi serta pasar uang.

Pertumbuhan tersebut cukup signifikan, karena dana kelolaan perusahaan pada 2007 hanya sebesar Rp 24 triliun.

"Reksa dana saham yang paling berprospek tahun ini dan kemungkinan tahun depan adalah saham," ujar dia.

Kendati demikian, Michael mengingatkan, agar tidak terjadi gelembung (bubble) di pasar, pertumbuhan permintaan reksa dana harus diimbangi kenaikan suplai. 

"Suplai harus meningkat seiring penambahan permintaan," katanya.

Realme Menyapa Pengguna Lewat WhatsApp

arinto.wibowo@vivanews.com

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KITA Edisi April 2024, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 26 April 2024

Sri Mulyani Buka Suara soal Harga Sepatu Rp 10 Juta Kena Pajak Rp 31 Juta

Viral di media sosial seorang pria mengeluhkan dirinya dikenakan biaya bea masuk Rp 31 juta untuk harga sepatu Rp 10 juta.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024