- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA.co.id – Bank Indonesia menyebut, pergerakan nilai tukar rupiah masih menunjukan keperkasaannya terhadap dolar Amerika Serikat. Secara year to date sampai dengan 9 Juni 2017, rupiah berada di posisi Rp13.292 per dolar AS, atau mengalami penguatan sebesar 1,36 persen.
“Pergerakan rupiah sejalan dengan berlanjutnya arus modal asing,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo dalam rapat kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Senin 12 Juni 2017.
Derasnya arus modal yang masuk ke pasar keuangan nasional, kata Agus, seiring dengan perbaikan outllok peringkat investasi Indonesia, dan prospek terhadap perekonomian dalam negeri yang semakin membaik. Namun, tetap ada sejumlah risiko yang harus diwaspadai.
Dari faktor global, kenaikan tingkat suku bunga acuan dan besaran penurunan neraca keuangan atau balance sheet bank sentral AS masih menjadi risiko yang perlu diwaspadai. Di samping itu, perkembangan geo politik di sejumlah negara pun harus menjadi perhatian.
“Dari dalam negeri, neraca pembayaran Indonesia masih surplus cukup besar. Pada kuartal pertama tahun ini, surplus US$4,5 miliar,” ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, bank sentral memproyeksikan nilai tukar rupiah secara rata-rata terhadap dolar AS sepanjang tahun ini relatif stabil, yakni berada di kisaran Rp13.300-Rp13.600 per dolar AS. Namun untuk tahun depan, bank sentral memperkirakan rupiah akan sedikit mengalami tekanan.
“Sejalan dengan kenaikan suku bunga dalam dua sampai tiga tahun ke depan,” katanya.