ASD-Bakrie Ingin Jadikan Sawit Nomor Satu di Indonesia

kelapa sawit - hutan - palm oil
Sumber :
  • REUTERS/Samsul Said

VIVA.co.id – PT ASD-Bakrie Oil Palm Seed Indonesia hingga saat ini terus berupaya mengembangkan produksi benih unggul pohon kelapa sawit, untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit dalam negeri. Hal ini bertujuan agar industri sawit nasional tetap memberikan nilai tambah bagi perekonomian.

Ekspansi Bisnis, Sumber Tani Agung Bidik Rp530,63 M dari IPO

ASD-Bakrie Oil Palm Indonesia merupakan perusahaan patungan antara Bakrie Sumatera Plantation dan ASD de Costa Rica, perusahaan penyedia tanaman induk untuk bibit Dura Lines dan Pisifera Families. Perusahaan ini sudah bersinergi sejak 2006.

Direktur Utama PT ASD-Bakrie Oil Palm Seed Indonesia, Andi W. Setianto, meyakini, kerja sama yang hingga saat ini masih terus berlangsung bisa meningkatkan kapasitas produksi sawit Indonesia dua hingga tiga kali lipat. Bukan tidak mungkin, industri sawit nasional akan kembali bergeliat.

Ekonomi Kuartal-IV Tumbuh 5,02%, Ini Andil Harga Sawit dan Batu Bara

“Jadi ini perusahaan swasta kelapa sawit di Kosta Rika, terlama dan terbesar di dunia. Mereka bisa meningkatkan produksi sawit lebih tinggi. Artinya, industri sawit Indonesia bisa terus menjadi nomor satu,” kata Andi, saat berbincang dengan VIVA.co.id, di Jakarta, Kamis 7 September 2017.

Meningkatnya produksi kelapa sawit, tentu berdampak positif terhadap sejumlah bahan makanan yang menggunakan komoditas tersebut sebagai bagian dari komposisi. Produksi yang meningkat, bukan tidak mungkin bisa menekan harga di tingkat pasaran.

Di Depan Sri Mulyani, Wagub Sumut Minta Bagi Hasil Pajak Kebun Sawit

Meski demikian, Andi tak memungkiri bahwa produktivitas minyak kelapa sawit nasional masih relatif rendah. Alasannya, bibit yang ditanam oleh para petani dalam negeri justru berkualitas rendah, bahkan tidak memiliki sertifikat yang jelas asal usulnya.

“Saya sudah bicara dengan Kementerian Pertanian, bibit dari Kosta Rika ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas. Saya usulkan agar dana CPO yang digunakan untuk bio diesel itu bisa disalurkan untuk replanting bagi petani yang tidak sanggup,” katanya.

Apalagi, lanjut Andi, pemerintah Kosta Rika telah secara resmi membuka Kedutaan Besar Kosta Rika di Jakarta. Menurutnya, pembukaan kantor perwakilan tersebut bisa sekaligus mempererat hubungan para pelaku bisnis dalam negeri dan negara tersebut.

“Kami berkeinginan juga untuk mendekatkan Indonesia dengan Kosta Rika, karena mereka sangat tersedia. Mereka itu sama seperti kita,” katanya.

Sebagai informasi, Kosta Rika merupakan salah satu mitra penting Indonesia di kawasan Amerika Tengah dan Karibia. Dengan total produk domestik bruto sebesar US$57,4 miliar, Kosta Rika merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua di Amerika Tengah.

Total perdagangan antara Indonesia dan Kostarika pada tahun lalu mencapai US$59,6 juta, atau meningkat 97,2 persen dibandingkan 2015 yang hanya mencapai US$30,2 juta. Pemerintah Kosta Rika pun berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang kelapa sawit dan energi terbarukan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya