Lima Pendidikan Vokasi Ini Wajib Diterapkan RI hingga 2025

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution.
Sumber :
  • Chandra Gian Asmara/VIVA.co.id

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, Indonesia perlu mengembangkan lima area besar pendidikan vokasi atau kejuruan pada 2017-2025. Upaya ini guna menciptakan kualitas tenaga kerja yang terampil di berbagai sektor perindustrian Indonesia.

Pendidikan Vokasi Bisa Genjot Ekonomi Desa, Ini Penjelasannya

Ia mengaku heran, ketika melihat lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang harus kembali ditempa di balai latihan kerja (BLK) saat memasuki dunia kerja di industri.

"Tamatan SMK ikut lagi BLK. Kalau ditanya, orang jawabnya beragam, salah satunya 'Karena sebelum diterima, saya disuruh kursus lagi di sini, karena kami dianggap, tahunya agak banyak tapi sedikit-sedikit'. Nah, gambaran seperti itu yang kami temukan di lapangan," kata Darmin di Jakarta, Kamis 21 Desember 2017.

Cara Pemerintah Pererat Sinergi Pendidikan Vokasi dan Industri

Untuk itu, demi mempertajam jurusan dan kompetensi tenaga kerja di Indonesia itu, pemerintah akan mengembangkan lima area besar kejuruan pendidikan di Indonesia sebagai roadmap pendidikan vokasi 2017-2025.

Di antaranya, lanjut Darmin, adalah bidang agribisnis sebagai bidang pertama yang harus difokuskan untuk dikembangkan, karena dapat menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia dari barat hingga timur Indonesia.

Dukung Pembangunan SDM Era Jokowi, Pendidikan Vokasi Jadi Perhatian

"Bidang agribisnis, mulai kelapa sawit, cokelat, kakao, tebu, teh, dan lainnya. Di agribisnis Indonesia juga perlu bergerak di bidang buah-buahan, sayur-sayuran, dan hortikultura. Selanjutnya, pekerjaan yang perlu skill tinggi adalah pembibitan, kami tidak pernah melakukan ini dengan sistematik," kata dia.

Lalu yang kedua, adalah di bidang tourism, food, and beverage, yang memerlukan tenaga kerja dengan jurusan tata boga, perhotelan, jasa tourism yang disebutnya akan berkembang di era ekonomi digital ini.

"Jasa tourism akan berkembang sangat luas untuk jasa ekonomi digital. Kan sudah berkembang lah industrinya, rumah tradisional yang diubah jadi penginapan, homestay yang memiliki pelayanan prima dan tempat yang bersih. Hal ini membuka peluang bagi tenaga kerja terampil yang besar," kata dia.

Dia melanjutkan, untuk kejuruan yang ketiga adalah health care atau kesehatan yang sangat dibutuhkan saat populasi Indonesia semakin meningkat pada 2030. Sementara itu, yang keempat, adalah e-commerce untuk produk unggulan yang akan memerlukan keterampilan teknologi dan informasi.

"Kelima adalah menyiapkan tenaga kerja di luar negeri, seperti suster perawat, baby sitter yang terampil sehingga bisa menciptakan sumber devisa bagi negara," kata dia.

Kelima sektor ini, dia melanjutkan, akan mampu menggerakkan perekonomian lebih baik di tengah ancaman perkembangan teknologi informasi. "Kami akan menjawab tantangan tenaga kerja di tengah ancaman teknologi digital," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya