Hadapi Serangan Siber, RI Harus Makin 'Keluarkan Duit'

Ilustrasi pelaku kejahatan siber.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Indonesia dipandang termasuk negara yang sudah siap menangkal serangan siber, namun tidak semaju negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia dan Singapura.

Pejabat Korsel, AS, dan Jepang Ngumpul di Washington, Bahas Ancaman Siber Korut

Menurut riset yang dilakukan oleh perusahaan teknologi, Cisco dan perusahaan konsultan, A.T. Kearney, perusahaan-perusahaan ternama di negara ASEAN pada 2017, diprediksi mengalami pengurangan kapitalisasi pasar sebesar US$ 750 miliar akibat serangan siber.

Media and Techology Practice A.T Kearney, Germaine Hoe Yen Yi, mengatakan, nilai kapitalisasi pasar yang mereka prediksi berkurang itu terjadi pada 1.000 perusahaan ternama di ASEAN. Dampak lebih buruk akan terjadi jika tidak segera diantisipasi.

Angkatan Udara Kebobolan, Percakapan 4 Perwira Tinggi Berhasil Disadap di Singapura

"ASEAN perlu mengeluarkan dana sebesar US$171 miliar antara 2017 dan 2025 agar sejajar dengan negara-negara terbaik di kelas dunia," kata Germaine ditemui di Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa 23 Januari 2018.

Menurut Germaine, selain soal investasi dalam penanganan siber. Kendala siber masih merebak di ASEAN karena tidak konsistennya sebuah perusahaan menetapkan penyedia keamanan siber. Selain itu perusahaan di ASEAN sering berpindah dari satu layanan ke layanan lain.

Kementerian dan Lembaga Diserang Hacker

Principal A.T Kearney, Hari Venkataramani menjelaskan, berkurangnya nilai kapitalisasi pasar ini diprediksi lewat persentase PDB dari negara tersebut. Semakin besar PDB negara itu, maka semakin besar penurunan kapitalisasinya.

Dia menjelaskan, saat ini negara ASEAN masih sedikit merogoh kocek untuk keamanan siber. Negara ASEAN saat ini menghabiskan rata-rata 0,07 persen dari PDB kolektif untuk keamanan siber.

"ASEAN perlu meningkatkan pengeluaran mereka antara 0,35 persen dan 0,61 persen dari PDB antara 2017 dan 2025," kata Hari.

Presiden Cisco untuk kawasan ASEAN, Naveen Menon mengatakan, inovasi dan adopsi digital merupakan pilar utama pertumbuhan ekonomi bagi ASEAN. Nah, keberhasilannya tergantung pada kemampuan kawasan untuk memerangi siber.

"Keamanan siber perlu menjadi bagian integral dari diskusi kebijakan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) semi tahunan ASEAN," ujar dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya