Daya Saing RI Tersumbat Perizinan

Menteri Pariwisata (Menpar) RI Arief Yahya
Sumber :

VIVA – Daya saing global Indonesia saat ini masih menduduki posisi 36 atau naik 5 peringkat dari posisi sebelumnya yang berada di peringkat 41. Kendati begitu, peringkat daya saing Indonesia nyatanya masih di bawah  negara tetangga di ASEAN yakni Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. 

Anies Ungkap Penyebab Investor Asing Enggan Masuk RI: Kita Punya Masalah, Jangan Ditutupi!

Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, peringkat daya saing Indonesia masih memiliki potensi besar untuk naik ke peringkat teratas. Kunci utamanya adalah meningkatkan akselerasi di bidang perizinan. 

"Tantangan bangsa ini adalah kecepatan, karena flow of people itu sangat lambat sekali di Indonesia. Dan ujungnya itu sudah saya kasih tahu, itu hampir semuanya terkait dengan perizinan," kata Arief dalam seminar penguatan daya saing Indonesia, di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa 30 Januari 2018. 

Ekonom: Pesta Demokrasi RI Dorong Konsumsi, Tapi Investasi Asing Menciut

Ia berseloroh, tugas deregulasi ini adalah tugas utama dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sehingga jika ingin menjadikan daya saing Indonesia lebih berdaya saing agar kantor Kemenko Perekonomian harus menjadi kantor yang mampu mengurus perizinan dengan cepat.

"Ini tugas utama dari Kantor Menko perekonomian, jadi kantor menko perizinan saja. Kalau mau menang saya kasih tahu ujungnya adalah di regulasi," ujar dia. 

ASEAN-BAC: Thailand Jadi Contoh yang Berhasil Memanfaatkan Potensi Investasi Asing di ASEAN

Ia pun mencontohkan, Jepang bisa meningkatkan jumlah wisatawannya hingga dua kali lipat dari tahun 2011 ke tahun 2013 dengan melakukan deregulasi. 

"Dan dia itu seperti kita di pariwisata, dari 9 juta (jumlah wisatawan)  menjadi 20 juta dalam waktu 2 tahun. Vietnam pun juga melakukan deregulasi besar-besaran," ujar dia.

Ilustrasi investasi bodong.

Hati-hati, Simak 9 Tips Paling Efektif Agar Tak Tertipu Investasi Bodong

Mengenali investasi yang sah dan yang palsu tidaklah terlalu sulit. Meskipun demikian, masih banyak korban investasi palsu yang terus muncul. Penyebanya kurang pemahaman.

img_title
VIVA.co.id
21 Maret 2024