BPS: Dua Negara Ini Potensial untuk Diversifikasi Ekspor RI

Aktifitas Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Badan Pusat Statistik mengakui, diversifikasi ekspor menjadi sebuah keharusan untuk tingkatkan ekspor RI. Sebab, saat ini, Indonesia masih bergantung kepada tiga negara untuk ekspor, yaitu Amerika, Tiongkok, dan Jepang.

Sudah 160 Eksportir Parkirkan Devisa Hasil Ekspor di Dalam Negeri

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, akan berbahaya jika Indonesia terus ketergantungan ekspor kepada tiga negara itu. Dengan alasan, apabila negara tersebut mengalami suatu kondisi yang tidak stabil, akan berpengaruh kepada ekspor Indonesia.

"Sebetulnya, negara-negara Amerika Latin, saya pikir masih punya potensi besar. Juga negara-negara Afrika. Tapi kemarin Pak Presiden juga mengingatkan negara tetangga seperti Bangladesh, Pakistan, masih punya chance (kesempatan)," kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Kamis 1 Februari 2018.

Dukung Kemerdekaan Palestina, Kanada Ogah Jual Senjata ke Israel

Selain itu, menurutnya, Indonesia juga harus memperbaiki produk-produk ekspor yang dihasilkan. Sehingga, produk yang diekspor akan lebih kompetitif ketimbang produk dari negara-negara lain.

"Kuncinya adalah kita mampu enggak, sama kebutuhan konsumen dari negara-negara tersebut. Produk apa yang kita harus kirim ke sana, kan harus spesifik. Produk apa yang kompetitif," ujar dia.

Sri Mulyani Laporkan Kredit Bermasalah di LPEI ke Jaksa Agung, Indikasi Fraud Rp 2,5 T

Dengan begitu, dia optimistis Indonesia akan bisa meningkatkan ekspor yang lebih besar hingga mampu mengalahkan negara-negara tetangga. Suhariyanto pun mengaku masih yakin ekspor RI pada 2018, akan lebih baik dibanding tahun lalu.

"Saya sih, berharap 2018, ekspor kita akan bagus, karena harga komoditas sudah bagus. Kemudian, negara partner kita seperti Amerika dan China prediksi pertumbuhan ekonominya masih kuat," tutur dia.

Pengamat Maritim IKAL SC Marcellus Hakeng Jayawibawa

Pro Kontra Eksploitasi Pasir Laut, Pengamat Maritim Bilang Begini

Pengamat maritim dari IKAL Strategic Centre, Marcellus Hakeng Jayawibawa menyebut Pengerukan pasir laut dapat berpotensi merusak ekosistem pesisir.

img_title
VIVA.co.id
25 Maret 2024