Pertagas Targetkan Laba Bersih Rp1,5 Triliun di 2018

Direktur Utama PT Pertamina Gas (Pertagas), Suko Hartono.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dusep Malik

VIVA – PT Pertamina Gas anak usaha PT Pertamina (Persero), menargetkan laba bersih 2018 sebesar US$116 juta atau setara Rp1,56 triliun (kurs Rp13.500 per dolar AS). Target tersebut lebih rendah dibandingkan dengan realisasi laba bersih 2017 sebesar US$141 juta.

Komitmen Dukung UKM Naik Kelas, Pertagas Borong Penghargaan Internasional Ini

Lebih rendahnya target perseroan pada tahun ini, lantaran perusahaan tak lagi memasukkan kontribusi dari dua anak usahanya yaitu, PT Perta Arun Gas dan PT Perta Samtan Gas.

“Untuk RKAP 2018, target laba bersih US$116 juta karena Perta Arun dan Perta Samtan akan masuk ke holding (Pertamina). Hal itu untuk memudahkan secara konsolidasi,” ujar Suko Hartono, Direktur Utama Pertagas, dalam keterangan tertulisnya, Minggu 4 Februari 2018.

Pertagas Cetak Laba Bersih US$196,7 Juta di 2023, Target Tahun Ini Dinaikkan

Perta Arun dan Perta Samtan merupakan dua dari empat anak usaha Pertagas. Sedangkan, dua anak usaha lainnya adalah PT Pertagas Niaga dan PT Perta Daya Gas tetap berada di bawah naungan Pertagas.

Perta Arun dan Perta Samtan tercatat dua anak yang memberikan kontribusi terbesar bagi laba bersih Pertagas. Pada 2017, Perta Samtan membukukan laba bersih US$26,7 juta dan Perta Arun mencetak laba bersih US$24,6 juta.

Resmi 17 Tahun Berkiprah, Pertagas Mulai Kembangkan Potensi Bisnis Petrokimia dan Energi Bersih

Sedangkan, untuk Pertagas Niaga hanya memberikan kontribusi laba bersih US$9,3 juta dan Perta Daya Gas sebesar US$644 ribu. Sisanya, sekitar 67 persen, berasal dari laba bersih Pertagas sendiri.

Pelepasan Perta Arun dan Perta Samtan merupakan bagian dari rencana pembentukan induk usaha (holding) BUMN minyak dan gas yang menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) ke dalam PT Pertamina (Persero).

Menurut Suko, konsep holding merupakan bentuk ideal saat ini untuk PGN dan Pertagas yang mempunyai sektor usaha yang sejenis karena holding akan menciptakan efisiensi. “Kalau bicara pembagian Pertagas dan PGN. Pertagas akan mengurus transmisi dan PGN mengurus distribusi. Jadi kalau integrasi, tidak tumpang tindih sebenarnya,” kata dia.

Suko mengatakan, jika bicara aset, Pertagas memiliki jaringan pipa transmisi yang telah open access yang bisa bebas digunakan siapapun. Di sisi lain, PGN mempunyai jaringan pipa distribusi. “Pipa kami itu antarkota antarprovinsi dan bisa mengantar semua. Sementara PGN kuat di pipa distribusi.” 

Suko menambahkan, pada 2017 kinerja laba bersih Pertagas berhasil melampaui PGN. Per September 2017, laba bersih Pertagas mencapai US$111,52 juta dan PGN hanya US$97,9 juta. Padahal dari sisi pendapatan, PGN membukukan US$2,16 miliar. Di sisi lain, Pertagas membukukan pendapatan US$463,62 juta. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya