- Fikri Halim/VIVA.co.id
VIVA – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita resmi membuka pertemuan ke-21 The Trade Negotiating Committee and Related Meeting of The Regional Economic Partnership di Yogyakarta, Selasa 6 Februari 2017.
Diharapkan, perjanjian yang mulai efektif tahun depan itu mampu meningkatkan ekspor Indonesia.
“Indonesia sebagai ketua tim negosiasi dan pemimpin persidangan rapat yang berlangsung 2-9 Februari, sepenuhnya memiliki tanggung jawab menjembatani kepentingan 16 negara ASEAN dan enam negara blok ekonomi besar Asia-Pasifik,” kata mendag.
Menurut Enggar, Indonesia di pertemuan bertugas menjadi mediator negara-negara ASEAN yang belum memiliki perjanjian ekonomi bilateral dengan enam negara itu. Ia menyatakan, apa pun yang dihasilkan dalam pertemuan ini untuk selanjutnya dibawa ke Singapura.
Enam negara yang nantinya memiliki perjanjian dengan ASEAN dalam berbagai bidang perekonomian adalah China, Jepang, Korea Utara, India, Australia, dan Selandia Baru.
“Secara ekonomi, perjanjian ini sangat penting. Karena, akan memberikan kesempatan kita dalam peningkatan ekspor maupun investasi,” ujarnya.
Terlebih lagi untuk Indonesia, dengan peluang pasar mencapai 250 juta orang, enam negara tersebut melihat ini adalah prospek pasar besar yang harus diprioritaskan.
Semisal China, Jepang, dan Korea dalam penggarapan pasar teknologi. Kemudian, ada India yang orientasi perekonomian pada bidang jasa. Australia dan Selandia Baru, dalam bidang pertanian, peternakan, dan manufaktur.
“Dengan perjanjian ini, peluang Indonesia memenuhi target peningkatan ekspor 11 persen seperti yang diminta Presiden optimis terpenuhi,” katanya.