- www.mandiri-capital.co.id
VIVA – PT Bank Mandiri Tbk, berkomitmen terus menurunkan suku bunga kredit pada tahun ini. Rata-rata suku bunga kredit Bank Mandiri sudah berada di angka tujuh persen untuk kredit modal kerja korporasi dan di kisaran lima persen untuk kredit pemilikan rumah, atau KPR.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, kebijakan penurunan suku bunga saat ini merupakan sebuah keharusan. Sebab seluruh Bank bersaing untuk menawarkan bunga yang kompetitif.
"Kalau penurunan bunga kredit di tahun lalu itu baru imbauan. Kalau tahun ini bukan lagi imbauan, tetapi adalah suatu keharusan karena persaingan. Karena, sekarang kan hampir semua bank sudah sehat," katanya di sela acara Mandiri Investment Forum 2018 di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu 7 Februari 2018.
Tiko, akrabnya disapa, mengatakan penurunan suku bunga kredit pada tahun ini dilandasi membaiknya kinerja perbankan pada tahun lalu. "Artinya bank secara earning sudah pulih labanya. Nah, tahun ini semua bank akan tumbuh. Oleh sebab, tumbuh ini kan kalau demand tidak tumbuh terlalu banyak, pasti kan nanti persaingan ketat," jelas dia.
Persaingan yang ketat itu akan terlihat jelas pada segmen consumer, terutama korporasi yang memiliki kinerja bagus. Seluruh bank melakukan persaingan untuk mendapatkan kerja sama kredit dengan korporasi tersebut.
"Jadi, tahun ini penurunan bunganya lebih tajam. Ini bukan karena imbauan, tetapi memang karena persaingan. Jadi, memang harapannya tahun ini turunnya akan natural," ujar dia.
Dengan begitu, perbankan akan mengimbangi penurunan cost of fund agar penurunannya bisa seiring dengan penurunan suku bunga kredit. Tiko pun mengungkapkan, penurunan suku bunga kredit pada tahun ini berbeda-beda sesuai dengan segmennya.
"Kalau korporasi sekarang yang di tujuh (persen) juga sudah banyak. Jadi, untuk yang jangka pendek itu, bahkan yang di bawah tujuh pun sudah ada," katanya.
"Kalau yang untuk consumer, untuk KPR beberapa bank termasuk Mandiri juga sudah (turun), bahkan meluncurkan KPR yang fixed rate-nya di bawah enam persen malah, 5,99 persen, 5,8 persen. Jadi, memang akan terus ada penurunan," tutur dia. (asp)
