Seberapa Menarik Bisnis Industri Migas Tahun Ini?

ilustrasi industri migas.
Sumber :
  • VIVA/Dusep Malik

VIVA – Geliat investasi di sektor minyak dan gas bumi, atau migas pada tahun ini diprediksi belum akan membaik. Alasannya, berbagai permasalahan mendasar di sektor tersebut belum teratasi dengan baik. 

Reaktivasi Pabrik PIM-1 Bakal Tingkatkan Produksi Pupuk Indonesia

Pengamat Energi dari Reforminer Institue, Pri Agung Rakhmanto menjabarkan, permasalahan mendasar yang menyebabkan mandeknya investasi migas itu adalah ketidakpastian investasi migas, karena peraturan yang gampang berubah hingga isi kontrak yang tidak dihormati. 

"(Investasi migas) Belum akan membaik di tahun ini, karena permasalahan-permasalahan mendasarnya masih tetap tidak diatasi," kata Pri Agung kepada VIVA, Jumat 9 Februari 2018.

Harga Komoditas Dunia Meroket, Kargo Batu Bara Terdongkrak Naik

Tak hanya itu, sambungnya, beban kewajiban perpajakan yang harus dibayarkan di muka menjadi alasan tersendiri bagi investor untuk menyurutkan niatnya berinvestasi di sektor migas.  

"Gross split yang membuat kontraktor sulit berhitung, dan birokrasi dan perizinan yang panjang masih tetap saja seperti itu," imbuh dia lagi.

Konflik Rusia ke Ukraina Dongkrak Harga Minyak RI

Dengan begitu, ia menilai bahwa investasi yang kemungkinannya bisa naik pada tahun ini lebih kepada kontribusi perbaikan harga minyak dunia yang berakibat kepada kenaikan biaya operasi. 

"Nilai investasi mungkin bisa sedikit naik, tetapi itu lebih karena harga minyak yang naik, sehingga mendorong kenaikan biaya operasi," ujar dia. 

Seperti diketahui, investasi migas selama tiga tahun terakhir selalu mengalami penurunan. Untuk itu, di 2018, pemerintah serius memasang target tinggi dengan meningkatkan pemberian insentif untuk berinvestasi.

Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Ego Syahrial membeberkan pada tahun ini, investasi migas ditargetkan pemerintah mencapai US$17,04 miliar, atau setara Rp229 triliun (kurs Rp13.447 per dolar) dan artinya mendekati realisasi 2015.

“Outlook 2018, kita rencanakan investasi hulu dan hilir migas adalah sebesar US$17,04 miliar. Jadi, akan kembali (naik)," kata Syahrial di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa 9 Januari lalu. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya