Biayai Infrastruktur, Utang Luar Negeri RI Naik 10 Persen

Proses Pemasangan Rel Proyek LRT Kelapa Gading-Velodrome
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Bank Indonesia mencatat perkembangan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Kuartal IV 2017 masih terkendali. Di mana Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen. Selain itu, rasio utang jangka pendek terhadap total ULN juga relatif stabil di kisaran 13 persen.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

"Kedua rasio ULN tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara peers," kata Direktur Eksekuti Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, melalui keterangan tertulisnya pada 19 Februari 2018.

BI mencatat ULN Indonesia pada akhir kuartal IV 2017 tercatat US$352,2 miliar atau tumbuh 10,1 persen (yoy). Perkembangan ULN ini terjadi baik di sektor publik maupun swasta. "Perkembangan ini sejalan dengan kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur dan kegiatan produktif lainnya," jelas Agusman.

Jokowi: Jalan Inpres Gorontalo Penting untuk Tingkatkan Konektivitas Daerah

Lebih lanjut, Agusman memaparkan, berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir kuartal IV 2017 terbilang aman. ULN tetap didominasi utang berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1 persen dari total ULN dan pada akhir kuartal IV 2017 tumbuh 8,5 persen (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 20,7 persen (yoy).

Adapun menurut sektor ekonomi, posisi ULN swasta pada akhir kuartal IV 2017, kata Agusman, terutama dimiliki oleh sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan. 

Empat Alasan Utama Publik Puas dengan Kinerja Jokowi, Menurut Survei Indikator

"Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,9 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pangsa pada kuartal sebelumnya sebesar 77 persen," papar Agusman.

Sedangkan, pertumbuhan ULN pada sektor keuangan, sektor industri pengolahan, dan sektor LGA, menururnya meningkat dibandingkan dengan kuartal III 2017, dan ULN sektor pertambangan mengalami kontraksi pertumbuhan.

Atas hal tersebur, Agusman mengatakan bahwa Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, supaya dapat berperan optimal dalam pembiayaan pembangunan dan tanpa menimbulkan risiko terhadap stabilitas makro ekonomi Indonesia.

"Bank Indonesia terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk meyakinkan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya