Demi Hal Ini, TKI dan Pelajar RI Bisa Jadi Agen Negara

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Ketua Komite Tetap Hukum dan Pengamanan Perdagangan Kadin Indonesia, Ratna Sari Loppies mengungkapkan, Tenaga Kerja Indonesia atau TKI yang bekerja di luar negeri maupun pelajar Indonesia yang studi di luar negeri memiliki peran penting dalam mendongkrak ekspor.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Ratna menjelaskan, contoh paling nyata dalam peranan TKI dan pelajar tersebut adalah berhasilnya produk Indomie yang tersebar dan dinikmati di berbagai negara di dunia.

"Indomie sukses di mancanegara adalah melalui TKI dan student di sana," katanya di Menara Kadin, Senin 5 Maret 2018.

Bea Cukai Lakukan Uji Coba Modul Vehicle Declaration dalam Sistem CEISA 4.0

Dia menjelaskan, peranan itu bukanlah sesuatu yang direncanakan pelaku pasar Indomie atau pun pemerintah, melainkan ketidaksengajaan. Sehingga, ia melihat pola pemasaran produk dalam negeri bisa mencontoh fenomena tersebut.

"Itu tidak direncanakan kita, tetapi dari mereka sendiri. Indomie sukses melalui TKI dan pelajar yang bawa sendiri. Why not, itu sebagai suatu pola," paparnya.

Kemenkeu Monitor Dampak Konflik Israel-Iran ke Ekspor RI

Produk Indomie yang dijual di Nigeria.

Produk Indomie dari Indonesia yang dijual di Nigeria.

Karenanya, Ratna berharap, pola tersebut bisa dimanfaatkan pelaku usaha maupun pemerintah untuk mendongkrak ekspor, di mana pembekalan awal untuk produk-produk unggulan Indonesia bisa diberikan kepada TKI maupun pelajar sebelum berangkat keluar negeri.

"Jadi, ini bisa diterapkan. Ketika kita akan mengirim TKI dan pelajar, kita bekali dengan produk-produk kita. Misalnya, memberangkatkan TKI dan pelajar, kasih saja goodie bag dari make up, dari apa saja kan di sana jadi kayak iklan, kayak sampling. Ini bisa jadi potensi baru untuk mendongkrak ekspor kita," tambahnya.

Dengan demikian, lanjut Ratna, pemerintah bisa memanfaatkan potensi dari fenomena tersebut. Saat ini, usul itu telah disampaikan ke Kementerian Ketenagakerjaan, namun belum melihat tindaklanjutnya dari pemerintah.

"Saya pernah lempar isu begini ke Kemenaker, yang tangani itu di kantor Wakil Presiden (Wapres). Saya enggak tahu itu jalan atau enggak," jelasnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya