BI: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Hanya 0,27 Persen

Nilai tukar Rupiah
Sumber :
  • ANTARA/Zabur Karuru

VIVA – Bank Indonesia mencatat pelemahan nilai rupiah pada Maret 2018 masih lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara yang memilki kapabilitas ekonomi setara dengan Indonesia atau negara-negara peers.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi mengatakan sejak awal Maret 2018, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hanya mencapai 0,27 persen atau lebih rendah jika dibandingkan Brasil yang mencapai 0,28 persen, Turki 0,32 persen, serta Rusia 0,39 persen.

"Jadi, pelemahan kita tidak terlalu dalam, jika dibandingkan beberapa negara, pelemahan kita lebih kecil," kata Doddy di Gedung BI, 14 Maret 2018.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Selain itu, jika dilihat dari volatilitas nilai tukar rupiahnya terhadap dolar, Doddy mengatakan, Indonesia juga masih jauh lebih rendah jika dibandingkan negara-negara tersebut, di mana Brasil mencapai 15 persen, Meksiko 13 persen, Turki 8,8 persen, dan Rusia 14 persen.

"Yang penting volatilitas. Pengusaha lebih melihat perubahan itu, entah menguat atau melemah, dia punya waktu untuk melakukan adjustment. Yang perlu kita jaga betul-betul adalah volatilitas," tegas Doddy.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

Meski demikian, Doddy mengungkapkan, pelemahan rupiah akan masih bisa terjadi hingga Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) menentukan kebijakan suku bunganya pada 20-21 Maret 2018 melalui Federal Open Market Committe (FOMC).

"Level sekarang belum sesuai dengan level fundamental. Terutama nanti setelah FOMC meeting 21 Maret ini selesai. Biasanya sampai pelaksanaan pertemuan itu, pasar akan wait and see. Tapi kalau melihat yang terjadi kemarin dan hari ini kami lihat dampaknya itu di pasar keuangan itu sudah menyesuaikan ekspektasi apa yang diputuskan The Fed," ujarnya.

Oleh karenanya, lanjut dia, Bank Sentral menjamin akan terus melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Bentuk intervensi yang dilakukan BI untuk menjaga nilai tukar rupiah, salah satunya tercermin dari menurunnya jumlah cadangan devisa sebesar 3,92 miliar dolar AS menjadi 128,06 miliar dolar AS.

"Cadev itu semacam asuransi ketika kita mengalami tekanan, sesuatu untuk menjaga. Ketika dibutuhkan, kita gunakan secara optimal dan terukur, tidak berlebihan. Intinya kalau pun berkurang kita punya secondline of defense untuk mengisi kembali cadev kita sudah digunakan untuk stabilitas," ujarnya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya