Kemenkeu Janji Lunasi Utang RI Dalam Waktu Sembilan Tahun

Ilustrasi peningkatan utang luar negeri Indonesia.
Sumber :
  • Halomoney

VIVA – Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Kementerian Keuangan, Schnaider Siahaan mengatakan, dengan pengelolaan utang yang baik, pemerintah meyakini mampu melunasi utang luar negeri RI yang mencapai US$357,5 miliar atau setara Rp4.647 triliun (kurs Rp13.000 per dolar AS) dalam waktu sembilan tahun.

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

"Jadi, kita bawa saja dengan kehidupan sehari-hari. Yang kami lakukan adalah mengelola utang. Sederhananya, kita bisa pinjam Rp4.000 triliun ini, kalau enggak dikelola dengan baik, ya kita enggak bisa bayar," kata Schneider di Gedung BI,  Kamis 15 Maret 2018.

Dia menjelaskan, hal ini bisa terealisasi jika didasari dari penerimaan pajak pemerintah yang pada 2018 ditargetkan mencapai Rp1.800 triliun. Dengan mengelola hal itu, maka utang akan bisa lunas sepanjang sembilan tahun ke depan.

IHSG Menguat Ditopang Capaian Penerimaan Pajak, tapi Dihantui Pelemahan Rupiah

"Utang rata-rata akan lunas sepanjang sembilan tahun, setiap tahun yang kita bayar itu kira-kira Rp4.000 triliun. Jadi, sekitar Rp450 triliun. Kalau kita punya penerimaan Rp1.800 triliun dan utang jatuh tempo Rp450 triliun, itu kita bisa bayar enggak? Ya bisa. Jadi, itu namanya mengelola," jelasnya.

Ilustrasi rupiah

Utang Luar Negeri RI Naik 2,7 Persen, Ini Sederet Pemicunya

Baca juga: Tumpukan Utang RI dari Zaman Soeharto hingga Jokowi

Lain halnya, jika budget pemerintah terus mengalami defisit. Schneider memaparkan, jika budget pemerintah terus mengalami defisit, utang luar negeri akan terus bertambah, sehingga pemerintah diharapnya bisa terus menghasilkan budget yang surplus.

"Utang Rp4.000 triliun tadi tidak aman, kalau ternyata penghasilan kita itu pajak kita misalnya Rp100 triliun. Tapi kalau penghasilan kita, misalnya utang yang harus kita bayar Rp6 juta, tapi penghasilan kita cuma Rp7 juta. itu besar sekali. Tetapi ,kalau penghasilan kita 40 juta, menurut saya itu kecil. Karena utang nominal yang sama, kalau penghasilannya berbeda itu akan berbeda," ujarnya menambahkan.

Karenanya, dia berharap,  masyarakat seharusnya tidak terlalu mengkhawatirkan nominal utang yang dipinjam pemerintah. Sebab, dengan tenaga profesional yang ada di lingkungan pemerintahan, pengelolaan utang dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

"Kita yakin bisa mengurangi utang. Apa bisa menambah ruang utang? Tentu, masih ada," ungkapnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya