BI Resmi Bergabung Menjadi Komite Bank Sentral Dunia

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside/Files

VIVA – Bank Indonesia resmi menjadi anggota Committee on Payments and Market Infrastructures (CPMI), setelah ditetapkan pada Global Economy Meeting oleh Bank for International Settlement (BIS) pada tanggal 18 Maret 2018 di Buenos Aires, Argentina.

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

BIS merupakan organisasi keuangan internasional yang beranggotakan 60 bank sentral dari negara-negara dengan total GDP 95 persen dari GDP dunia yang bertugas mencapai stabilitas moneter dan keuangan, mendorong kerja sama internasional, dan merupakan bank bagi para bank sentral.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman menjelaskan, CPMI merupakan komite di BIS yang berperan menetapkan standar internasional untuk mempromosikan, memonitor dan membuat rekomendasi terkait keamanan dan efisiensi sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan.

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah

Selain BI, turut bergabung pula Central Bank of Argentina dan Bank of Spain sebagai anggota CPMI baru, yang merupakan penambahan anggota pertama kali sejak 2009.

"Tugas CPMI tersebut bertujuan untuk mendukung stabilitas sistem keuangan dan perekonomian secara umum," jelas Agusman melalui keterangan resminya, 20 Maret 2018.

Cadangan Devisa RI Februari 2022 Naik Tipis, Ini Pendorongnya

Gedung Bank Indonesia (tampak depan)

Agusman menambahkan, BI telah menerapkan secara penuh prinsip-prinsip infrastruktur pasar keuangan (Principles for Financial Market Infrastructures - PFMI) dalam systemically important financial market infrastructure yang dimiliki, yaitu Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) System dan Bank Indonesia Scriptless Securities Settlement System (BI-SSSS).

"Saat ini, Indonesia memiliki infrastruktur sistem keuangan yang signifikan, tercermin dari volume maupun nominal berukuran besar yang ditransaksikan," ujarnya.

Selama 2017, kata Agusman, Bank Indonesia menyelesaikan 10,2 juta transaksi nilai besar melalui BI-RTGS, 129,3 juta transaksi melalui Kliring Nasional dan 305 ribu untuk BI-SSSS. Dalam update terakhir yang dilakukan oleh CPMI atas asesmen implementasi PFMI, BI-RTGS dan BI-SSSS mendapat predikat tertinggi dengan nilai empat.

Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo menjelaskan, keanggotaan Bank Indonesia dalam CPMI merupakan bentuk partisipasi aktif Bank Indonesia setelah keanggotaan pada Basel Committee on Banking Supervisors (BCBS) di BIS.

Keanggotaan tersebut, lanjut Agus, merupakan pengakuan dunia internasional atas pencapaian dan komitmen Indonesia untuk memperkuat sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan.

"Hal ini menunjukkan peran penting Indonesia dalam turut serta menciptakan stabilitas moneter dan keuangan global, sekaligus meningkatkan stabilitas keuangan nasional,” kata Agus.

Agus juga mengatakan, melalui CPMI tersebut, Bank Indonesia akan berkesempatan memperoleh insight mengenai isu-isu terkini di sistem pembayaran, seperti tren digital innovation, yang dapat memperkaya proses perumusan kebijakan di Bank Indonesia. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya