Menakar Dampak Perang Dagang AS-China ke Investasi RI

Kepala BKPM, Thomas Lembong (kanan) mengikuti rapat terbatas
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Perang dagang antara Amerika Serikat dan China diakui bakal memberikan dampak negatif kepada investasi di Indonesia.

RI Coba Manfaatkan RCEP Tarik Investasi ke Pasar Modal

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, ada potensi dampak negatif yang dapat dicermati dari perseteruan dagang antara dua negara yang memiliki hubungan ekonomi baik dengan Indonesia ini. 

Menurutnya, dampak perang dagang ini sudah tampak memengaruhi bursa saham di Indonesia hingga membuat IHSG anjlok. Bahkan itu hampir terjadi di semua pasar modal di sejumlah negara lain yang menimbulkan sentimen investasi yang negatif. 

Strategi RI Hadapi Perang Dagang di Tengah Pandemi COVID-19

"Jadi dampak dari perang dagang ini antara Tiongkok dan Amerika, langsung kelihatan di pasar modal. Dan itu kalau kita tidak hati-hati itu bisa membola salju, bisa jadi bola salju,"kata Thomas Lembong di Jakarta, Kamis 5 April 2018. 

Pada ujungnya, menurut Thomas, hal itu bisa memberikan sentimen negatif kepada investasi yang akan mengurangi investasi ke semua negara bukan hanya Indonesia. 

Airlangga Dorong Indonesia Produksi Vaksin Mandiri

Meski begitu menurutnya, jika dilihat dari sisi pragmatis, perang dagang AS-China ini khusus mengenai perdagangan barang atau tarif ekspor impor. Sehingga, tidak akan berpengaruh kepada hubungan ekonomi di sektor jasa Indonesia, seperti pariwisata.  

"Sementara itu, banyak sekali hubungan ekonomi kita di sektor jasa seperti pariwisata. Pariwisata kan tidak kena dampak dari perang dagang ini. Jadi sementara ini, perang dagang masih terkonsentrasi di sektor dagang barang atau merchandise trade," katanya. 

Thomas mengaku prihatin dan terus mencermati perkembangan perang dagang antara AS dan China ini. Sebab, China merupakan mitra dagang nomor wahid bagi Indonesia, China adalah tujuan ekspor Indonesia nomor satu dan juga sumber impor nomor satu bagi Indonesia. 

"Tiongkok juga tahun lalu menjadi sumber wisatawan nomor 1 buat Indonesia. Di lain sisi, Amerika juga memainkan peranan penting dalam ekonomi Indonesia. Ada Coca-Cola, Freeport ,sampai Chevron, Exxonmobil di migas. Jadi harus kita cermati betul perkembangan dari perang dagang antara AS dan china, dua raksasa," tuturnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya