Cerita Travel Umroh Dikerjai Jemaah Hingga Rugi Rp3 M

Ilustrasi jemaah umrah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Eko Priliawito

VIVA – Tidak semua orang yang bertolak ke Tanah Suci Mekkah, berangkat dengan hati yang tulus. Beberapa di antaranya, ternyata ada yang hanya sekedar gengsi, mencari popularitas, meruap keuntungan, bahkan hanya untuk menutupi aib. 

Wapres Maruf soal Jemaah Umrah RI Ditangkap di Arab: KJRI Sudah Bantu Advokasi

Hal inilah yang diakui oleh salah satu pemilik travel umrah dan haji di Kota Depok. Di temui di sela-sela kesibukannya saat memberikan Tausiah (arahan) pada sejumlah jemaah, Mukhlis Effendi, pemilik Travel Azzam Al Baesuni, berbagi pengalamannya selama mengantar jemaah umrah dan haji. 

Salah satu cerita yang tak dilupakannya adalah, ketika ia dan keluarga terpaksa menjual sejumlah barang berharga yang dimiliki akibat kenakalan salah seorang jemaah. Total biaya yang ia harus keluarkan saat itu mencapai lebih dari Rp3 miliar.

Komnas Haji Dukung Langkah Penegakan Hukum Kemenag Tertibkan Travel Umrah Tidak Profesional

Kisah ini terjadi di 2014 lalu, saat itu pria yang akrab disapa Haji Mukhlis ini mengantar sejumlah jemaah untuk beribadah umrah. Dari sekian banyak jemaah tersebut, ternyata ada salah seorang jemaah yang memanfaatkan momen bukan untuk beribadah, melainkan berdagang. 

Yang membuatnya makin pusing adalah, pelaku sempat menghilang dari rombongan hingga batas waktu yang telah ditentukan. Akibatnya, Mukhlis pun terpaksa menambah masa sewa penginapan di hotel, hingga akhirnya ditinggal pesawat.

Sempat Diremehkan, Michella Ham Bagi Tips Sukses Bangun Bisnis di Usia 23 Tahun

“Pada waktu itu, ternyata salah satu jemaah yang saya bawa sedang keliling berdagang dan melakukan kegiatan yang di luar aturan travel sampai mengakibatkan keterlambatan pesawat dan terpaksa kami harus memperpanjang masa sewa inap hotel. Saat itu, saya berpikir, mungkin Allah punya kehendak lain,” katanya, saat ditemui di kantornya di kawasan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Kamis 12 April 2018.

Akibat ulah salah seorang jemaah yang tak disebutkan namanya itu, Haji Mukhlis pun terpaksa mengeluarkan uang tambahan yang totalnya mencapai lebih dari Rp3 miliar.  Saat itu, ia hanya mempunyai waktu selama tiga hari untuk segera melunasi biaya administrasi, agar para jemaah bisa pulang ke Indonesia.

“Saya sempat pusing, tetapi untunglah saya punya istri dan keluarga yang sabar. Istri saya bilang, enggak apa-apa pah, tujuan kita kan memulangkan tamu Allah, ikhlasin aja. Akhirnya, istri dan keluarga saya jual perhiasan, saya gadai sejumlah mobil ditambah tabungan. Total biaya yang harus kami keluarkan saat itu lebih dari Rp3 miliar,” tuturnya
 
Mukhlis Effendi, Pemilik Travel Azzam Al Baesuni (Kanan).Mukhlis Effendi, Pemilik Travel Azzam Al Baesuni

Rezeki tak terduga
                      
Apa yang dilakukan Mukhlis dan keluarga dibalas dengan kebaikan yang terduga. Selang beberapa bulan setelah kejadian itu, ia tiba-tiba mendapat rezeki yang melimpah dari usaha lain yang ia geluti. 

Total keuntunganya dari usaha tersebut mencapai Rp20 miliar. Dan, kini, travel yang dipimpinnya pun berkembang cukup pesat. Beberapa dari agen yang dipekerjakannya saat ini, bahkan ada pula yang menjadi korban dari sejumlah travel nakal.
 
“Saya hanya yakin, orang yang membuka travel bukan hanya bisnis, tetapi niatnya harus ibadah, kita memberikan pelayanan pada tamu Allah. Dan, Alhamdulillah, apa yang saya keluarkan saat itu tidak ada apa-apanya, Allah balas berlipat-lipat ganda,” kata Mukhlis

Mukhlis pun berharap, sepenggal kisahnya itu bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang berniat membuka usaha travel umrah maupun haji, agar tidak ada lagi kecurangan, demi meraup keuntungan semata. 

“Yang penting sabar, karena enggak semua yang ke sana itu murni ibadah, ada yang cuma mencari popularitas, ada yang sengaja buat menutup aib, gengsi, dan tadi, ada yang niatnya dagang.” tambahnya.

Lebih lanjut, Haji Mukhlis juga menyarankan, di tengah ramainya pemberitaan travel nakal, ia mengimbau agar para calon jemaah umrah maupun haji bisa lebih jeli dalam memilih travel. Sehingga, tidak merasa kecewa dikemudian hari. 

“Sebaiknya cari yang yang sudah terdaftar di Kemenag (Kementerian Agama), ini bisa diakses via online. Dan, yang terpenting juga, jangan percaya jika ada yang menawarkan harga di bawah Rp20 juta,” katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya