Hingga Maret, Perdagangan Internasional RI Masih Untung

Kepala BPS Kecuk Suharyanto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lazuardhi Utama

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2018 mengalami surplus, yakni sebesar US$1,09 miliar atau Rp15 triliun (kurs Rp13.777 per dolar). Surplus itu tercermin dari nilai ekspor sebesar US$15,58 miliar dan impor mencapai US$14,5 miliar.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto menjelaskan, ekspor tersebut berasal dari produk non-migas sebesar US$14,24 miliar dan ekspor migas US$1,34 miliar.

Sementara itu, impor yang dilakukan berasal dari produk non-migas yang tercatat sebesar US$12,23 miliar. Kemudian produk migas sebesar US$2,26 miliar.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

"Alhamdulillah Maret ini terjadi surplus US$1,09 miliar setelah kita defisit pada Januari dan Februari 2018," ujar Suhariyanto di kantornya, Senin 16 April 2018.

Naiknya nilai ekspor ini, kata dia, dipicu oleh adanya kenaikan permintaan di sektor non-migas yang memiliki kontribusi terbesar terhadap total ekspor, yakni 91,41 persen. 

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Sektor yang mengalami kenaikan terbesar adalah pertambangan dan lainnya sebesar 22,66 persen. Diikuti sektor pertanian 20,01 persen dan industri pengolahan 9,17 persen.

Sementara itu, untuk impor, perkembangannya didominasi oleh kelompok bahan baku dan bahan penolong yang kontribusinya mencapai 74,69 persen. Dan secara month to month, kelompok tersebut juga nilai impornya naik 18,35 persen atau sebesar US$32,85 miliar.

Ilustrasi ekspor-impor.

Pelabunan peti kemas

"Kalau impor kelompok bahan baku dan bahan penolong ini tinggi tentu akan menggerakkan perekonomian dalam negeri," ujarnya.

Dengan demikian, secara kumulatif, Suhariyanto mengatakan, neraca perdagangan selama Januari-Maret 2018 mengalami surplus sebesar US$280 juta. Total ekspor tercatat sebesar US$44,265 juta dan impor US$43,983 juta.

"Tentunya kita berharap ke depan ekspor semakin bagus, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Sementara itu, untuk Maret RI untung berdagang dengan Amerika Serikat US$2,285 juta, India US$2,097 juta, dan Belanda US$678 juta. Selanjutnya, yang mengalami defisit dengan Tiongkok sebesar US$3,189 juta, Thailand US$1,103 juta, dan Australia US$602 juta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya